Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Horizon Peristiwa

24 April 2022   18:36 Diperbarui: 25 April 2022   01:49 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oil on canvas by Daioe

Akhirnya aku terdampar dalam horizon peristiwa
Dan kusadari dengan sepenuhnya, cepat atau lambat aku akan lenyap
Masuk ke dalam kegelapan tak berbatas

Hitam pun membayangiku tanpa jeda waktu
Perlahan-lahan memasuki celah di antara hati dan pikiranku
Hingga cawan harapan pun turut mengucurkan candu hasratku

Di rimba belantara pikiran, waktu itu aku memulainya
Tanpa menghiraukan kata hati, yang tiada lelah mengingatkan arah langkah
Pada jalan cahaya keabadian, tujuan akhir perjalanan manusia

Penyesalanku memang datang terlambat
Berupaya bagaimana pun tak akan mungkin mengubah keadaan
Maka, dalam horizon peristiwa aku mencoba mengingat suatu kenangan

Dan ingatanku pun terbuka pada suatu malam yang indah
Waktu itu bulan bersinar sangat terang
Menyinari jalanan kota yang sering kulalui di masa muda

Malam itu memang benar-benar sangat berkesan
Dan ingatanku pun semakin merekah
Saat hawa dingin kota lama itu menyempurnakan keheningan malam

Hatiku berbunga-bunga malam itu
Sinar ruh nan suci melintasi ruang dan waktu tepat di hadapanku
Dan kedua mataku berkesempatan menyaksikannya dengan penuh haru

Waktu itu pucuk-pucuk doa dengan serempak mengalir deras
Terbang bebas berkelap-kelip ke langit jingga
Berpendar menjadi ribuan pelangi indah, menyambut bayi mungilku yang memesona

Aku pun juga turut berdoa
Mulutku komat-kamit mengucapkan sebuah mantra
Turut merasakan berkah kedamaian dan kebahagiaan

Kenangan itu akhirnya memberiku ketenangan dalam horizon peristiwa
Dan mulut dalam hatiku pun turut komat-kamit mengucapkan mantra
Yang mengalir deras begitu saja tanpa bisa dikendalikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun