Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bentuk Silaturahmi yang Memperlambat Pandemi

14 Mei 2021   15:47 Diperbarui: 14 Mei 2021   15:51 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari setahun kita hidup dalam pandemi. Tentu kita sudah paham apa pandemi itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Ada pun pandemi yang kita hadapi selama lebih setahun ini adalah pandemi dari virus Severe Acute Respiratory Syndrome-Ralated Coronavirus 2 (SARS-Cov-2) yang menyebabkan penyakit COVID-19 (Coronavirus disease 2019) dan kini kita kenal dengan nama virus korona.

Pandemi ini memang membuat dunia seakan-akan terbalik ketika China mengumumkan kepada dunia, bahwa di komunitasnya terdapat virus korona pada bulan Desember 2019.  

Setelah menyebar ke negara-negara lain dengan kasus yang terus bertambah dan berkali lipat jumlahnya, dunia benar-benar seperti terbalik . Saudara-saudara kita yang biasanya beraktivitas di luar rumah pun harus membatasi gerak sosialnya untuk tetap berada di rumah. Demikian pula dengan anak-anak sekolah, mereka pun juga harus beradaptasi dengan cara belajar yang baru.

Situasi dan kondisi seperti ini memang tidaklah mudah diterima bagi sebagian orang, namun suka ataupun tidak suka, situasi dan kondisi ini harus tetap dihadapi. Paling tidak kita masih hidup, itu yang penting dan tentunya patut kita syukuri, meskipun silaturahmi dengan perjumpaan, jabat tangan dan juga berpelukan tak lagi dapat dilakukan.


Tetapi, pandemi memang seharusnya diperlambat dengan mencegah, memutus rantai, dan memperlambat penyebaran virus, agar yang sakit mendapatkan perawatan dengan baik, dan tidak terjadi titik genting di rumah sakit.

Jangan sampai petugas kesehatan kita kewalahan, karena yang jatuh sakit lebih banyak dan serempak, sedangkan kapasitas sistem kesehatan terbatas, akibat pandemi yang berjalan dengan cepat.

Memang akan lebih baik bila  pandemi berjalan melambat dan berakhir dengan indah. Silaturahmi atau menyambung tali persaudaraan dan juga persahabatan bisa tetap terjaga tanpa bersalaman dan berpelukan. Saling menjaga tentu akan lebih penting karena itu adalah bentuk kepedulian kita kepada saudara dan juga sahabat.

Meskipun tanpa gejala, kita akan tetap dapat menginfeksi orang lain dengan melakukan kontak sosial bila ternyata kita terinfeksi, karena kita memang tidak tahu apakah kita terinfeksi atau tidak kecuali kita melakukan serangkaian tes.

Bagi saudara kita yang kini telah terlanjur mudik, semoga tetap memiliki kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan dan melaksanakan isolasi mandiri.


Bentuk Silaturahmi di Masa Pandemi

Zaman memang telah berkembang pesat, demikian pula teknologi. Teknologi seharusnya memang tidak malah menyulitkan hidup manusia. Sebaliknya, teknologi diharapkan dapat mempermudah hidup manusia.

Dengan kemajuan teknologi yang kita miliki sekarang ini, silaturahmi tentu masih dapat terjaga dengan beragam cara  dan juga bentuk. Karena dalam sebuah hubungan, sebenarnya ketulusan adalah kunci utamanya. Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, esensi tentu menjadi yang terpenting demi menjaga kebaikan bersama.  Apa pun dan bagaimana pun bentuknya tak lagi menjadi masalah.


Berbagai bentuk komunikasi tentu masih dapat kita lakukan. Silaturahmi secara virtual pun kini juga tak kalah mengasyikkan. Memberikan bingkisan kecil dan berbagai bentuk perhatian kepada saudara dan sahabat juga sudah sangat mudah dilakukan di zaman sekarang. Bahkan jasa layanan pengiriman pun banyak yang menawarkan jemput paket, yang memudahkan pengiriman dengan tetap menaati protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun