Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Kerinduanku

5 Januari 2021   21:13 Diperbarui: 19 Januari 2021   21:11 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@victoriaobolensky.art


Saat waktu bergerak mundur
Kau selalu membayangi jiwaku yang lelah
Saat aku terdiam beku
Kau pun selalu datang memberikan kehangatan
Tanpa pamrih kau usap rambutku
Dengan tanganmu yang lembut menghidupkan
 
Dan jiwaku pun kemudian bangkit
Karena perlindunganmu tak kuragukan lagi
Perlindungan yang selalu ada tanpa dirindukan
Membungkus seluruh ketidakberdayaan
Hingga tak ada kata-kata lagi
Mewakili rasa syukurku yang memenuhi rongga dada ini
 
Memang tampak aneh tapi nyata
Namun tanpa keberadaanmu, aku memang tak akan pernah ada
Dan tak akan pernah tahu bagaimana caranya meresap rasa sakitku
Menjadi satu rangkaian tanpa ujung
Saat jiwaku merasa hampa
Dengan alasan yang tak masuk di akal
 
Memang tidaklah mudah tersesat dalam kerinduan tanpa batas
Seperti kerinduanku padamu
Rasanya memang tak mungkin terjadi begitu saja
Karena kau selalu ada di dekatku
Bahkan tak ada satu pun tempat persembunyian
Saat kupejamkan mataku
 
Kerinduan itu memang selalu saja datang tanpa diminta
Tiba-tiba sudah ada di depan mata sendiri
Tanpa jeda, ia terus merajut asa
Mengisi kekosongan jiwa bertubi-tubi
Membangkitkan semua ingatan tentang cinta kita
Dan tiada lelah menyalakan lentera kasih di dalam urat nadiku ini
 
Sesungguhnya kaulah satu-satunya sosok yang membuatku merasa nyaman
Ketika kubuka topeng hitam dan juga topeng putihku
Seperti cerita fiksi yang memang tak pernah bisa memilih kebohongan
Hitam atau putih, nyata atau tidak, tak lagi ada bedanya di hadapanmu
Karena bagimu, ia hanya mencoba bermain-main di ladang Tuhan
 
Kini kembali kau usap rambutku
Dengan tanganmu yang lembut
Dan jiwaku pun kemudian bangkit
Karena perlindunganmu tak kuragukan lagi
Perlindungan yang selalu ada tanpa dirindukan
Tanpa pamrih membungkus ketidakberdayaan, tiap kali lelah mendera jiwa
 
Kini, aku pun tak lagi ingin bersembunyi dari diri sendiri
Bahkan dari tulisanku sendiri
Dan tentang kerinduan dalam fiksi yang kutulis ini
Ternyata menjadikan hidup serasa tercipta kembali
Untukku dan juga untukmu yang telah 19 tahun merajut kasih
Tepat di hari ini, akhirnya dapat  memperpanjang kerinduan untuk terus senantiasa bersama, dan menyelesaikan segala hal tentangnya...
                                           
Selasa, 5 Januari 2021
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun