Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yang 'Jadul' itu Justru Mengasykan! Dari Penjurian Lomba Filateli Kreatif 2014

28 Mei 2014   22:53 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti


Pejabat PT Pos Indonesia - Kemen Kominfo : Bp. Bonnie M. Thamrin Abdoel Wahid dan Bp. Johanes Widyawan, saat pengumuman lomba.

Sebenarnya even nasional ini sudah dilaksanakan tanggal 21 sampai 23 Mei 2014 lalu, tetapi baru aku tuliskan sekarang karena banyak sekali kegiatan2ku selain bekerja, sehingga semuanya tertunda.

Filateli adalah salah satu hobi yang mendunia, dan salah satu hobiku sejak sakit. Di bawah artikel ini, adalah beberapa tulisan2ku tentang filateli yang sekarang bukan hanya sekedar hobi biasa saja, bahkan aku justru ingin membangun filateli menjadi wadah bagi anak2, remaja dan masyarakat umum, untuk mulai menyukai filateli dan mengajak mereka berkarya melalui filateli.

Aku ditunjuk sebagai salah satu Juri Nasional untuk even nasional ini, dan 3 hari kemarin aku melaksanakan tugas2ku sebagai juri. Tetapi persiapannya sudah dari sekitar awal tahun 2014 ini, dan kami sering diskusi untuk mempersiapkannya di Kantor Kemen Kominfo, Jakarta.

Tidak gampang, memang, karena dengan masuknya teknologi sebagai gaya hidup dan kehidupan masa depan, membuat filateli menjadi sesuatu yang 'jadul'. Menulis surat, sangat gampang melalui elektronik ( email ) dan hanya beberapa detik saja, surat akan diterima di seluruh dunia. Sehingga, benga2 filateli seperti kertas surat, amplop, kartu pos, prangko atau cap pos benar2 menjadi 'barang langka', di seluruh dunia! Apalagi anak2 dan remaja sekarang ini, ternyata sebagian besar sama sekali tidak mengenal benda2 filateli tersebut.

Tetapi ada kelompok2 atau komunitas2 tertentu di seluruh dunia, tetap berusaha untuk kita mengenal filateli, walau pun kita tetap memakai media elektronik dalam menulis surat. Hampir semua negara tetap secara rutin menerbitkan prangko dan segala asesorisnya, termasuk Indonesia.

Pameran2 serta kompetisi2 pun digelar, dari tingkat daerah, nasonal bahkan internasional. Filateli tetap dan sudah menjadi perbincangan dunia, dimana peraturan2 atau pakem2nya sudah menjadi pakem dunia. Bagaimana menggelar kompetisi bahkan pameran. Dan mereka semakin fasih untuk mengadakan even2 tersebut.

Lalu, bagaimana dengan re-generasi nya? Jika kita masih berkutat untuk mengadakan even2 filateli dengan pakem internasional, kapankah kita bisa mendidik generas- penerus untuk melestarikan filateli di masa depan? Tentu kita harus meluangkan waktu kita untuk mendidik anak2 bangsa demi pelestarian filateli nasional bahkan dunia.

Dengan anak2 dan remaja yang hanya ( atau masih? ) terfokus dengan dunia teknologi, dan menganggap dunia filateli adalah 'dunia opa dan oma', bagaimana mereka mau melestarikannya? Bagaimana mereka mau mengeri bahwa dunia filateli adalah salah satu sebagai dunia pembelajaran? Bahwa dalam sekepung prangko dwngan tema apapun, bisa menerangkan ribuan hal! Dari temanya sendiri, negara nya, kebudayaannya, sejatahnya dan ribuan hal lainnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun