Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Kijang Totol: "Tempatmu Bukan di Sini, Sayang ....."

5 Oktober 2012   04:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:14 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_216420" align="aligncenter" width="640" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]

'Rumahnya' gundul, tanpa rumput sama sekali .....

Aku memang suka sekali binatang. Sejak kecil, dimanapun, kapanpun aku selalu memperhatikan binatang2 yang ada di sekelilingku. Ketika aku kecil, pun sekarang ini, jika aku melihat seekor binatang yang sakit atau terlihat sedih di jalanan ( misalnya, kucing atau anjing adalah binatang yang emosinya terlihat seperti manusia ), aku akan menghampirinya, mengelusnya, menggendongnya bahkan aku bawa pulang untuk aku obati, aku rawat dan setelah itu biasanya aku pelihara walau kapanpun mereka ingin pergi dari rumahku, aku persilahkan. Biasanya, kucing2 yang sudah sembuh, mereka akan pergi dari rumahku tetapi malam hari mereka kembali lagi. Dan anjing2 yang sudah sembuh, mereka benar2 menjadikan aku sebagai sahabat mereka, sampai mereka mati .....

Itu jaman aku maih single, dengan kesibukanku sebagai pelajar dan mahasiswa. Tetapi ketika aku menikah dan pindah rumah, juga kebetulan hewan2 peliharaanku memang sudah mati karena sudah tua, kesibukanku mengalahkan semuanya, walau kecintaanku tentang binatang terus bertumbuh. Dan aku mau, anak2ku menjadi penyayang lingkungan, termasuk penyayang binatang.

Banyak cerita tentang binatang2 yang aku pelihara, termasuk ketika aku menjadi 'Sahabat Satwa' di Kebon Bintang Ragunan sejak tahun 1985 sampai tahun 1988. Hampir setiap hari jika aku tidak ada tugas / les, aku akan kesana untuk menemani anak2 binatang dan menggendongnya bahkan menyusuinya dengan botol susu karena induknya butuh istirahat. Cerita ini akan aku tuliskan, segera.

Dan ketika beberapa waktu yang lalu, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, banyak terdapat Kijang Totol yang menunggu kita untuk memberi makan mereka, aku trenyuh .....

Kijang Totol : Tempatmu Bukan Disana .....

Di sekitar Jakarta, Kijang Totol menjadi kebanggaan. Pasalnya, di Istana Bogor serta di Taman Monas, Kijang2 Totol ini beranak pinak, sampai pemerintah daerah agak kebingungan untuk 'menghidupi' mereka. Bukan hanya ruang geraknya saja ( karena seekor Kijang Totol membutuhkan ruang gerak di alam bebas berlipat kali dibanding rung gerak di sekitar Jakarta ), tetapi makanannya pun tidak bisa untuk mereka. Beberapa rumput dan tanaman kesukaan mereka, habis, gundul ditengah2 mereka. Padahal kita tahu bahwa Kijang Totol adalah pemamah biak, sehingga mereka butuh banyak rumput secara mereka terus mengunyah ....

Setiap hari Minggu pagi, kami harus melewati Kalibata untuk sampai ke Gereja kami, tempat kami beribadah. Dulu2 tidak terlalu kelihatan bahwa Kijang Totol banyak terdapat di sana. Mungkin rumput serta tanaman2 yang mereka suka, masih banyak. Tetapi sekitar 1 tahun ini, aku melihat rumput2 dan tanaman2nya sudah terlihat gundul. Dataran sekitar TMP Kalibata, terlihat berwarna merah bata, menandakan tempat itu sangat gundul, sehingga Kijang2 Totol itu, kelaparan .....

13494116651318001426
13494116651318001426

13494117022098560616
13494117022098560616

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun