By Christie Damayanti
Struktur banguan abad ke-12 yang tetap kokoh denan material-material klasik yang apa adanya, justru membuat banyak wisatawan jatuh cinta kepada bangunan-bangunan heritage ini. Sebuah rumah Perempuan lajang yang tinggal disini, hanya sekedar pintu dan jendela, berhiaskan meja kursi dan pot-pot tanaman, yang jika hujan pun tetap kehujanan. Tetapi semua ini justru menambah nilai sebagai heritage.
***
Arsitektur Belanda mengacu pada gaya dan prinsip desain yang digunakan dalam bangunan dan struktur di Belanda. Ciri khasnya adalah kesederhanaan, fungsionalitas, dan fokus pada cahaya dan ruang alami.Â
Arsitektur koloni Belanda, seperti Hindia Belanda (Indonesia), dipengaruhi oleh tradisi bangunan Belanda dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Arsitektur Belanda telah memainkan peran penting dalam wacana internasional tentang arsitektur dalam tiga era.
Yang pertama terjadi pada abad ke-17, ketika kekaisaran Belanda berada di puncak kekuasaannya.
Yang kedua terjadi pada paruh pertama abad ke-20, selama perkembangan modernisme.
Yang ketiga belum selesai dan melibatkan banyak arsitek Belanda kontemporer yang mencapai prestise global.
Zaman Keemasan Belanda berlangsung sekitar abad ke-17, termasuk ketika di Indonesia. Karena ekonominya berkembang pesat, kota-kota pun berkembang pesat. Balai kota dan bangunan-bangunan baru baru dibangun, dan banyak kanal baru digali di dalam dan sekitar berbagai kota seperti Delft, Leiden, dan Amsterdam untuk tujuan pertahanan dan transportasi.
Banyak pedagang kaya yang membangun rumah baru di sepanjang kanal ini. Rumah-rumah ini umumnya sangat sempit dan memiliki fasad berhias yang sesuai dengan status barunya. Di pedesaan, rumah-rumah pedesaan baru dibangun, meskipun jumlahnya tidak sama.
Foto pertama, inilan faade The Beginjhof Breda dengan konsep khas arsitektur Belanda klasiknya. Sedangkan, foto kedua, sepertinya desain lebih baru dengan konsep pintu melengkung.
Arsitektur Renaisans Italia terutama mengadopsi ciri-ciri visual seperti pilar, pilaster, pedimen, dan rustikasi karena banyak arsitek Belanda tak mampu membaca dasar teori yang seringkali ditulis dalam bahasa Italia atau Latin.