By Christie Damayanti
Â
Aku dengan menara air mancur naga serta stasiun Hertogenbosch dan zebra cross berwarna warni, tanda bahwa mereka mendukung LGBT .....
Seperti yang aku tuliskan di beberapa artikel ku terdahulu, saat ini aku keliling Eropa untuk melakukan research dan survey berkenaan denagn konsep aksesibilitas dan pemenuhan fasilitas2 bagi disabilitas dan prioritas atau lansia di Eropa.
Karena, aku sungguh tidak pernah percaya bahwa banyak orang bilang negara maju pasti ramah disabilitas. Dan, realitasnya adalah belum tentu!
Seperti yang banyak orang bilang, protocol Jakarta adalah ramah disabilitas, jelas sekali aku melihat dan merasakan sendiri bahwa daerah protocol Jakarta jalan Thamrin dan jalan Sudirman, hanya sekitar 60% saja yang ramah, sisanya benar2 nonsens! Bahkan, tentang protocol Jakarta ini, aku tuliskan dalam sebuah buku khusus, lho!
Jadi,
Sungguh aku sama sekali tidak percaya bahwa Eropa adalah negara2 maju yang full ramah disabilitas. Nyatanya?
Bisa dibaca di artikel2ku sebelumnya, bahwa ternyata negara2 Eropa mungkin hampir sama dengan Indonesia, adalah JAUH DARI ramah disabilitas!
Dan, adakah yang peduli dan mengerti bahwa disabilitas dan prioritas (lansia) ini hidup bukan di area protocol? Mereka hidup dan tinggal bahkan di area2 perkampungan kota, di permukiman2 lokal, Dimana jika protocol kota saja tidak ramah disabilitas, bagaimana dengan permukiman2 dan perkampungan perkotaannya?
Maka dari itu,