Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Pengguna Kursi Roda Berada di Atas "Panggung" Sebuah Kepedulian

10 Oktober 2022   11:02 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:18 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus No.125 di Balestier Road, selalu ada di depan hotelku di bus-stop yang ada di depan hotelku | Dokumentasi pribadi

By Christie Damayanti

Mungkin, yang kita tahu tentang disabilitas untuk naik bus, ya seperti yang ada di Jakarta saja. Fasilitas2 nya sangat minim bahkan tidak ada fasilitas yang memprioritaskan disabilitas untuk naik bus.

Memang, secara manusiawi warga Jakarta sebagian masih peduli untuk disabilitas. Aku sperah melihat, warga kota memabntu disabilitas untuk menggotong disabilitas dengan kursi roda nya, untuk masuk ke dalam bus. Kepedulian warga kota Jakarta, sebagian masih ok. Ya, hanya sebatas itu saja .....

Demikian juga aku. Aku bisa melihat lebih jauh lagi ketika aku traveling ke Negara lain. Dengan fasilitas2 yang mumpuni. Misalnya, fasilitas2 ramp dan lift di bus atau di kereta. Jelas, ini sangat membantu bagi disabiitas.

Tetapi, aku cukup takjub ketika aku traveling ke Singapore bulan Agustis 2022 lalu, yang memang untuk survey tentang disabilitas Singapore.

Ketika aku memang hendak survey ke permukiman2 dan blusukan di Singapore, akhirnya aku mencari hotel yang dekat dengan permukiman sehingga sehari2 aku bisa melihat kegiatan warga kota di depan hotelku. Dan, tepat di depan hotelku ada halte bus. Bus-stop. Tepat di pemberhentian lampu merah, karena hotelku terletak di hook pertigaa Balestier Road.

Posisiku untuk naik bus, selalu diminta orang2 yang juga menunggu bus adalah paling depan dan tanpa terhalang oleh mereka. Mereka, yang mu berangkat bekerja, mundur lebih jauh dari aku, dan aku seperti berada di sebuah "panggung" sendirian, karena mereka semua dengan sengan hati, mundur supaya aku dengan kursi roda ajaibku, terlihat dati bus, walau bus yang akan datang masih jauh dari kami. 

Ketika bus datang, supir bus akan melihat aku sebagai disabilitas pemakai kursi roda dan aku melambaikan tanganku untuk bus nomor tujuanku. Lalu, bus akan berhenti tepat di depanku. Supir bus akan keluar dari kursi setirnya, dan berjalan kepintu tengah, adalah tempat ramp yang tersimpan di lantai bus.

Aku mengikuti ke pintu tengah itu, dan ketika pintu terbuka, si supir bus akan membuka ramp untuk aku masuk ke dalam bus. Setelah itu, si supir akan membantuku untuk menempelkan kartu bus ke meesin tab kartu, dan membantuku untuk kursi roda ajaibku merapat ke tempat khusus yang memang disediakan untuk pengguna kursi roda.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun