Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seberapa Besar Kontribusi Paralimpiade terhadap Kehidupan Sosial Atlet Disabilitas?

30 Agustus 2021   20:47 Diperbarui: 31 Agustus 2021   16:52 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atlet para atletik Indonesia Jaenal Aripin (belakang) saat berlomba di nomor 400 meter putra Paralimpiade Tokyo 2020, Minggu (29/8/2021). (DOK. NPC INDONESIA)

Bagi negara-negara miskin, mereka harus berjuang untuk mendapatkan alat-alat bantu, dan itu salah satu masalah yang ada.

Ya, mungkin kita tidak berpikir terlalu detail, seperti awalnya aku juga berpikir demikian. Bukan sekadar "atlet cacat" saja untuk bertanding pada Paralimpiade saja, tetapi banyak nilai-nilai yang harus diperhatikan dan harus dipenuhi.

Effort Paralimpiade itu, akan berkali lipat dibandingkan dengan effort Olimpiade. Pada atlet disabilitas pada Paralimpiade ini, mulai dengan "pelecehan", mencari alat bantu untuk bertanding sampai "kekuatan" mereka untuk bisa bertanding.

Bukan hanya peraihan medali saja yang mereka harus perjuangkan, tetapi juga bagaimana sikap mereka sendiri untuk berlatih dan menang. Perjuangan mereka akan berkali lipat untuk mendapatkan itu semua dibanding Olimpiade.

Bagaimana dengan sikap sosial masyarakat di sekitarnya?

Aku bisa merasakan bagaimana lingkungannya seringkali bersikap yang tidak semestinya, karena aku juga seorang disabilitas, walaupun bukan seorang atlet.

Seberapa besar kontribusi pertandingan terhadap perubahan posisi sosial penyandang disabilitas? 

Mungkin, ketika Paraimpiade itu sedang berlangsung, baiklah mereka akan dielu-elukan masyarakat dunia, dan dianggap menjadi sebuah inspirasi, sampai mereka mendapatkan kemenangan.

Tetapi, ketika Paralimpiade itu selesai, para atlet disabilitas itu akan kembali kepada keadaan yang sebenarnya, dengan lingkungan yang tidak bersahabat. Apalagi, jika mereka berada di Negara yang belum terlalu peduli tentang disabilitas.

Jangankan atlet disabilitas, untuk atlet-atlet non-dissabilitas yang sudah selesai dalam mengemban tugas-tugasnya, seringkali mereka akan terlupakan oleh masyarakat dunia. Ya, memang benar nama mereka akan terukir sejarah, tetapi bagaimana kehidupan mereka sendiri?

Ini membawa kita kembali ke kata "inspirasi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun