Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Disabilitas dan Kaum Prioritas di Jepang adalah "Raja"

26 April 2020   18:23 Diperbarui: 26 April 2020   18:16 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari beberapa referensi yang aku baca, disabilitas Jepang, lebih dari 3,5 juta orang cacat fisik, yang merupakan 55% dari populasi Jepang.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah Jepang, untuk meningkatkan aksesibilitas pada fasilitas2 publik. Misalnya, tentang toilet umum yang memberikan kenyamanan bagi disabilitas, atau semakin banyak toko2 atau hotel2 yang mempunyai fasilitas2 khusus untuk disabilitas.

Di dalam stasiun kereta, ada banyak tanda braille karena ada lampu lalu lintas di jalan. Selain itu, dengan memahami gelombang masuknya arus pariwisata di Jepang setiap tahun, tempat2 wisata sedang ditingkatkan untuk menjadi lebih baik diadaptasi, bahkan untuk wisatawan dengan keterbatasan fisik.

Terkenal secara global karena sejarahnya yang luar biasa dan budaya yang eksotis, Jepang benar2 tujuan yang harus dikunjungi. Namun, bagi disabilitas, dalam hal aksesibilitas ketika menemukan akomodasi dan sampai ke lokasi tidak lagi menjadi masalah, cara menikmati objek wisata mungkin menjadi kekhawatiran mereka berikutnya.

Jepang mempunya banyak Undang-Undang untuk memastikan aksesibilitas di banyak lokasi di seluruh negara, dan tempat wisata tidak terkecuali.

Jepang juga cukup "menderita", dengan populasi yang piramida nya adalah warga lansia, sehingga negeri cantik ini sangat membantu dan mendukung fasilitas2 bagi lansia, degan bantuan mobilitas. Dan, pada kenyataannya bahwa disabilitas itu juga termauk lansia atau warga manula!

Yang aku sering tuliskan, bahwa disabilitas itu bukan saja orang2 cacat fisik saja, tetapi termasuk warga lansia (lnjut usia), bahkan warga balita dan batita, dimana menerka belum mampu mengkontrol anggota tubuhnya, sehingga mereka pun harus dibantu.

Meerka itu kaum disabilitas dan kaum prioritas!

Aksesibilitas di tempat2 wisata Jepang itu, juga bukan bangunan2 baru. Bangunan2 lama yang sudah ratusan tahu. Kuil2 besar di Jepang, sebagian besar bisa di akses kursi roda (dibangun lift), walau meang cukup terbatas.

Banyak kuil2 di Jepang, menanjak dengan puluhan tangga. Itu menag tidak terakses untuk kursi roda, tetapi di beberapa kuil seperti itu, mereka memangun lift dari belakang, sehingga disabilitas di atas kursi roda pun bisa kesana.

Mungkin terdengar cukup "menakutkan" untuk mengerjakan semuanya sendiri di stasiun kereta api di Jepang (dengan bahasa cacingnya) jika kita seorang disabilitas. Atau dalam transportasi umum apa pun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun