Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Warisan Alam dan Budaya Jepang Khususnya "Ramah Disabilitas", Sebuah Inspirasi bagi Dunia

6 Februari 2020   10:10 Diperbarui: 6 Februari 2020   12:28 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan setapak yang benar2 memperhatikan materil dan dimensi, untuk bisa lewatnya kursi roda. Material nya rata dan rapi, serta detail pinggirannya yang tidak tajam, yang bisa melukai pengunjung. Kayunya oun, tidak asal2an dan dipelihara dengan baik sekali. | Dokumentasi pribadi

Seperti yang aku tuliskan pada rtikel2 sebelumnya tentang Oshino Hakkai, adalah sebuah tempat yang mempunyai 8 kolam di lereng Gunung Fuji, dan menjadi sebuah Situs Warisan Budaya UNESCO.

Sebenarnya, apa yang harus dijelajahi di Oshino Hakkai?

Di kolam pertama dan kolam terbesar, pengunjung dapat minum air dingin langsung dari sumbernya. Kolamnya cukup dalam dan memiliki kehidupan tanaman air tawar yang menarik dan ikan2 KOI besar.

Meskipun kolam telah dikembangkan menjadi tempat wisata dan dapat menjadi cukup ramai dengan pengunjung, mereka memiliki suasana yang menyenangkan. Belum lagi, di kolam2 yang lain, ada yang belum tersentuh, bahkan sepertinya tidak akan tersentuh .....

Kita juga bisa menemukan banyak restoran, toko cinderamata dan penjual makanan di sekitar kolam yang menjual sayuran, permen, acar, kerajinan tangan, dan produk lokal lainnya. Beberapa mengoperasikan panggangan outdoor kecil seperti kedai, bahkan mereka mempunyai sebuah pasar, untuk menarik pembeli dengan aroma memikat dari ubi jalar panggang dan kerupuk nasi panggang (atau osenbei).

Kesitulah kami, setelah kami sedikit capek berkeliling dan memutari 8 kolam serta sampi ke ladang jagung. Walau udara semilir sejuk karena angi terus berhembus, tetapi karena waktu itu adalah puncaknya musim panas, bulan Agusts 2019 lalu, tetap saja suhu udara diatas 30 derajat Celcius.

Memang, mulai dari parkir mobil dan pengunjung berbelok ke kanan, sudah terdapat toko2 dan kedai2 yang menjual pangann kecil, restoran2 dan cafe2 mungil serta toko2 cinderamata. Samai di area kolam, semua menjadi nuansa alam.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bisnis dimulai dari pintu masuk ke titik wisata, dengan banyak kedai dan toko2 | Dokumentasi pribadi
Bisnis dimulai dari pintu masuk ke titik wisata, dengan banyak kedai dan toko2 | Dokumentasi pribadi
Tidak ada lagi toko2 atau restoran2, sampai di titik ujung, ada lagi tempat untuk berjualan yang ujungnya adalah sebuah (seperti) pasar, yang menjual berbagai makanan, snack dan minuman2 setelah pengunjung capek berkeliling.

Pasar tersebut memang bukan permanen. Didirikan di dalam tenda putih dan besar, mungkin bisa ratusan orang dan pulhan kedai, atau booth2 untuk berjualan.

Saat itu, suasananya sangat ramai sekitar jam 4 sore. Masuk ke dalam, penuh sesak. Sehingga aku hanya masuk sebentar karena untk berjalan saja (apalagi kursi roda), susah. Aku keluar lagi dan hnya duduk di ujung tenda, asal tidak kehujanan.

Oya, gerimis kecil sudah mulai .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun