Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Kita Memandang Disabilitas di Indonesia?

4 Februari 2019   12:16 Diperbarui: 9 Februari 2019   18:24 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.huffingtonpost.co.uk

Seringkali aku sangat kesal dengan berbagai stigma masyarakat tentang kaum disabilitas. Awalnya, aku sebagai bagian dari kaum disabilitas, merasa jengah jika orang memandang aku antara aneh dan bingung, mengapa aku berjalannya jelek dengan kaki dan tangan kanan yang bengkok.

Lalu berubah menjadi keinginan mereka untuk membantuku dengan berbagai macam bantuan secara fisik, yang akhirnya akupun semakin jengah, karena aku masih mampu melakukannya sendiri, tanpa dibantu!

Kemudian, fasilitas-fasilitas disabilitas pun semakin banyak di bangunan-bangunan baru. Tetapi hasilnya, fasilitas-fasilitas untuk disabilitas itu ternyata hanya basa-basi. Dengan tidak membawa disabilitas untuk ikut serta, sehingga di sananya kurang berfungsi, bahkan benar-benar tidak berfungsi.

Jadi, sebenarnya bagaimana seharusnya kita memandang dan membantu kaum disabilitas di masa-masa yang akan datang, terutama di Indonesia?

Disabilitas memang terbatas. Tetapi, disabilitas punya hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Ketika disabilitas yang sangat terbatas dalam bergerak (secara fisik) atau berpikir (secara mental), membutuhkan fasilitas-fasilitas khusus yang disediakan oleh pemerintah dan swasta untuk melakukan aktivitasnya.

Berarti pemerintah/swasta melakukan kewajibannya untuk warga negaranya. Dan disabilitas melakukan juga kewajibannya sebagai warga negara, dengan mendapatkan haknya, dari fasilitas-fasilitas yang sudah disediakan!

Pada kenyataannya, pemerintah/swata banyak yang belum melakukan kewajibannya, dan disabilitas belum mendapatkan haknya.

Kata-kata "ramah disabilitas", sering kali menjadi slogan kosong semata. Fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk kaum disabilitas, sering kali hanya basa-basi, dengan tidak berfungsinya untuk disabilitas, karena dibangun dengan desain yang seadanya saja. Bukti itu sudah terlihat dan bisa menjadi referensi dari banyak tulisan-tulisanku tentang ini.

Banyak orang berpikir dan hampir semua mengatakannya tentang ini:

"Biasanya, disabilitas itu diantar oleh kerabatnya, Apalagi kalau berada di tempat-tempat umum"

Aku mau mengatakan, hal tersebut adalah NGAWUR!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun