Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Abu Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park

24 Februari 2018   16:31 Diperbarui: 24 Februari 2018   16:44 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Di Yokoamicho Park ini, ada Kanto Museum tentang korban gempa serta serangan Perang Dunia II, serta ribuan guci abu korban2 tersebut .....

Apa yang terlintas dipikiran kita, melihat foto diatas ini?

Sebuah kesan "seram", dengan latar belakang pepohonan tanpa daun yang sudah gugur, dengan juga latar belakang konsep taman sebagai tempat bersemayam ribuan guci berisi abu korban gempa dan serangan PD II ......

***

Di Tokyo, dan di banyak kota dunia di semua Negara, taman adalah bagian dari kehidupan sehari2. Taman bukan hanya memperindah dan mempercantik kota, tetapi taman itu lebih kepada sebuah kebutuhan perkotaan untuk paru2 kota dan untuk penyerapan.

Di seiap titik kota, taman selalu ada. Walaupun mungkin tidak hanya terlihat tanah, tetapi ada perkerasan, tetapi perkerasan itu memakai material yang hanya "tempelan". Yaitu con-block, dimana tetap saja bisa menyerap air hujan.

Jadi, taman2 di kota2 dunia itu sudah di desain sedemikian, untuk memenuhi standard perkotaan tentang penyerapan, paru2 kota sampai tentang estetika perkotaannya.

Taman Yokoamicho (    Yokoamich ken) adalah taman umum di distrik Yokoami di Sumida, Tokyo, Jepang. Tepatnya di Ryogoku.

Di taman itu, terdapat tugu atau tempat sebuah monument, dimana tanggal 1 Sepember 1923 lalu, sebanyak 44.000 warga Jepang, 'terbunuh, ditaman itu karena tersapu badai karena gempa. Setelah bencana ini, taman menjadi lokasi peringatan utama gempa; Balai Peringatan Gempa Bumi dan sebuah rumah di dekatnya yang berisi abu dari 58.000 korban gempa.(Wikipedia).

Seperti yang kita tahu, Jepang adalah sebuah Negara "pusat gempa", karena berada di titik pertemuan lempeng bumi. Berbagai gempa, ada di Jepang. Bahkan Tsunami terbesar pun berada di Jepang. Maka Jepang pun mempelajari perilaku gempa, sampai Jepang merupakan sebuah Negara yang melahirkan ahli2 gempa dunia.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kanto Museum, mengabadikan korban2 gempa dan serangan dalam PD II

Setelah Perang Dunia II, taman tersebut juga menjadi lokasi peringatan utama korban Bom Tokyo pada tahun 1944 dan 1945. Abu 105.400 orang yang terbunuh  tersebut dikebumikan di Taman Yokoamicho antara tahun 1948 dan 1951. Sebuah peringatan bagi orang-orang yang terbunuh, dibuka di taman tersebut pada bulan Maret 2001.

***

Ketika aku dan Michelle berkeliling Ryogoku, Michelle mengajak ke Yokoamicho Park. Katanya, masih ada pepohonan dengagn daun2 berwarna kuning ke-orange-an, khas pepohonan musim gugur. Waktu itu aku berkunjung ke Tokyo pertengahan Desember sampa akir Desember, sebelum Tahun Baru. Sudah masuk musim dingin dan salju, jadi tidak terpikir olehku untuk bisa menemukan dedaunan kuning ke-orange-an di sana. Jadi, aku sangat excited untuk berfoto dengan pepohonan musim gugur.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
                    Michelle dengan latar belakang daun2 yang berguguran di musim dingin ini, serta dilator belakangi oleh gedung2 modern Jepang

***

Selama aku travelling sejak kecil, aku selalu pergi di musim panas (summer) atau musim dingin (winter), karena di musim semi (spring) dan musim gugur (autumn) tidak pernah ada hari libur. Jadi, ketika ada tawaran berfoto pepohonan usim gugur di musim dingin, kenapa tidak aku manfaatkan berselfie ria? Hihihi .....

Begitulah .....

Akhirnya, sebelum aku masuk ke monumen peringatan yang meninggal karena gempa ini, kami asik berfoto2 dengan latar belakang pepohonan dengan daun2 berwarna kuning ke-orange-an, khas musim gugur .....

Berkeliling dengan daun2 orange, memang mengasikkan. Cantik nian. Jalanan di taman itu benar2 cantik, naik turun berkelok2, padahal taman itu tidak cukup besar tetapi kami merasa berjalan2 di sebuah taman yang sangat besar!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Michelle dan aku dengan latar belakang pepohonan berdaun kuning ke-orange-an, khas musim gugur

Terlebih, disekitar itu ada danau dengan ikan2 loi cantik, serta tempat istirahat, yang membuat kami semakin baper! Bayangkan saja, kita berada di sebuah taman di Ryogoku Tokyo, sebuah kota salah satu yang terpadat di dunia, berselfie dengan pepohonan musim gugur yang akihrnya dilator bekakangi oleh gedung2 bertingkat, symbol kemodernan Jepang!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Taman cantik, dengan latar belakang gedung modern

Lanjut .....

Kami memasuki monument gempa nya di Yokoamicho Park ini. Di monument gempa ini, terdapat sebuah Kanto Museum. Akhirnya, Yokoamicho Park sangat terkenal sebagai "Memorial Hall dan Great Kanto Earthquake Memorial Museum"dan "Korban serangan udara selama Perang Dunia II".

Bangunan seperti templ (kuil) khas Jepang, juga untuk mereka bersembahyang. Di hari2 tertentu, mereka bersembahyang, walau tidak menutup kemungkinan kapanpun mereka bisa bersembahyang disana. Seperi Gereja atau pun Mesjid.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kompleks Kanto Museum, landmark dari Yokoamicho Park

Konsep bangunan temple sangat artistik. Atapnya yang khas, dengan menara bertumpuk dengan atap melengkung, juga berada di sebelah belakang Kanto Museum. Kolom2 dan dinding berwarna putih serta atap berwarna hijau, bena2 membuat kami baper, bahwa inilah Jepang yang sesungguhnya!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Arsitektur khas kuil Jepang, dinding berwarna putih dan apat kehijauan, "Jepang banget!"

Tetapi sayangnya, ketika kami berkunjung di Kanto Museum ini, tidak membuka untuk umum. Mungkin waktu itu musim dingin, tidak semua bangunan umum terbuka untuk umum. Akhirnya, kami berkeliling di area Kanto Museum.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jalur ramp hingga berputar 3x, untuk pemakai kursi roda sepertiku, untuk masuk ke Kanto Museum

Dari denah museum yang aku lihat di papan di depan museum, museum ini cukup kecil sehingga hanya membutuhkan waktu 20-30 menit untuk melihat semuanya tapi mungkin kita akan memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang bencana yang hampir menyapu kota Tokyo dari peta .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
                                   Salah satu titik di Yokoamicho Park, dengan nisan2 tempat bersemayam nya korban2 gempa dan serangan Perang Dunia II

***

Berjalan2 sekeliling Yokoamicho Park dan Kanto Museum ini, tidak lepas dari pepohonan dan tamanan2 hias yang cantik2. Memang tidak semua bunga2 tumbuh di musim dingin, tetapi tetap saja masih ada beberapa bunga2 cantik yang tumbuh. Taman ini mengaturnya menjadi sebuah taman cantik dengan desain yang ciamik! Bahkan, ada sebuah titik di taman tersebut yang ditanami bunga kol berwarna ungu, sehingga dari jauh terlihat cantik, dengan bunga2 ungu berlatar belakang sebuah bangunan klasik .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
                           Michelle, dilator belakangi oleh taman berbentuk teater dengan perdu dan bunga2, serta bunga2 kol putih dan ungu ..... cantiiiikkkkk

***

Ada sebuah desain unik. Dengan mengambil konsep "teater" yang kursi2 nya bertumpuk keatas, dan membentuk lingkaran, ditanami dengan tanaman2 erdu dan beberapa bunga, sehingga sangat unik! Aku yakin, jika di musim semi, ketika semua bunga berkembang, keunikan taman ini akan semakin nyata .....

***

Jadi, apa yang bisa dikatakan?

Yokoamicho Park ini adalah sebuah taman lengkap, cantik dan ciamik, serta menyimpan berjuta kenangan dari sebagian warga Jepang yang tersapu gempa serta ketika dalam Perang Dunia II. Tidak salah, jika Ryogoku sangat bangga menjadikan tempat dari sebuah taman unik ini .....

Sebelumnya :

"Samurai" di Ryogoku Park

Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas

Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang

"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun

Menikmati Kehidupan di Ryogoku

"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang

Travelling di Jepang adalah 70% Kereta

Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo

Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'

Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang

Funabashi, Konsep Kota Ideal 

Beranjak ke Kota Funabashi

Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten

"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan

"Negeri Impian" Funabashi Hoten 

Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?

'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian

Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"

Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi

'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh

Mengapa Chiba?

Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun