Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Beranjak ke Kota Funabashi

16 Januari 2018   14:47 Diperbarui: 16 Januari 2018   19:04 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi Kota Funabashi, ketika Michelle mulai menjajaki Jepang di hari pertamanya disana .....

By Christie Damyanti

Beranjak dari Funabashi Hoten, 'induk' dari kota Funabashi Hoten adalah Funabashi. Merupakan 'kota besarnya, mungkin seperti 'kota kabupaten'nya di distrik Chiba. Dari awal keluar dari ibukota Tokyo, masuk ke distrik Chiba, dengan banyak 'kota kabupaten' nya, masuk lagi ke 'kota kecamatan'nya adalah Nishi Funabashi dan Funabashi Hoten.

Funabashi

Funabashi ( Funabashi-shi) adalah sebuah kota di Prefektur Chiba, Jepang barat laut, di dataran tinggi Shimosa dengan ketinggian 20-30 meter diatas permukaan laut. Pantainya cukup dangkal, tetapi sebagian besar sudah ditransformasikan oleh tanah reklamasi. Pada Februari 2016, kota ini memiliki populasi 623.679 dan kepadatan penduduk 7.280 orang per km . Luas totalnya adalah 85,62 kilometer persegi. (Wikipedia).

Nama "Funabashi" disebutkan dalam periode Kamakura kronik Azuma Kagami. Namun, nama itu sendiri bahkan lebih kuno, berasal dari masa sebelum periode Nara dan mitologi Yamatotakeru. Sejumlah kuil Shinto dan kuil Budha di daerah tersebut mengklaim telah didirikan pada periode Nara atau periode Heian. Selama periode Muromachi, daerah itu dikendalikan oleh klan Chiba. Selama periode Sengoku, klan Chiba melawan klan Satomi di selatan, dan klan Hojo Akhir ke barat. Setelah kekalahan klan Chiba, daerah tersebut berada dalam kendali Tokugawa Ieyasu.(Wikipedia).

Nama kota ini tidak terlalu "terdengar" bagi hampir semua orang dari luar Jepang. Bahkan,ketika pertama kali Michlle datang ke Jepang, dan dia di jeumput oleh agennya untuk langsung di antar ke apartemennya di Nishi Funabashi, aku pun harus mencari tahu, sebenarnya dimanakah letak dan posisi kota Funabashi dan sekitarnya.

Ketika aku kesana waktu Juli sampai agustus 2017 lalu, aku bagu mengerti mengapa agen Meisei School, tempat Michelle bersekolah, bertempat tinggal di Funabashi, bukan di Tokyo. Bahkan ketika banyak agen2 sekolah bahasa Jepang yang lain, yang berkedudukan di Tokyo, tetap menawarkan apartemen2 di sekitar Tokyo, ternyata kota Funabashi di distrik Chiba, merupkan penempatan apartemen yang tepat!

Dokumen pribadi, Cukup banyak edung puluhan lantai, perkantoran ataupun apartemen di Funabahi Mengapa?
Dokumen pribadi, Cukup banyak edung puluhan lantai, perkantoran ataupun apartemen di Funabahi Mengapa?
Dokumen pribadi, Cukup banyak edung puluhan lantai, perkantoran ataupun apartemen di Funabahi Mengapa?
Dokumen pribadi, Cukup banyak edung puluhan lantai, perkantoran ataupun apartemen di Funabahi Mengapa?
Kota Funabashi, Nishi Funabashi atau Funabashi Hoten, tempat kegiatan dan kehidupan Michelle sehari2 setelah sekolah atau bekerja, memang merupakan area hidup yang nyaman. Jika Funabashi Hoten atau pun Nishi Funabashi adalah pemukiman, cukup berbeda dengan kota Funabashi ini.

Konsep  'kota Kabupatan' jika di Indonesia, tentu;ah berbeda dengan 'kota kecamatan'. Fasilitasnya lebih padat dan benar2 merupakan sebuah kota, yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Dengan luas hanya sekitar 85,63 km2 saja, kota ini menyerap perekonomian cukup baik, dengan fasilitas2 perkotaannya. Dan mampu membuat sebuah tempat yang nyaman bagi anak2 sekolah dari Indonesia.

Dokumen pribadi, Stasiun Funabashi yang besar dengan beragam fasilitas yang disediakan pemerintah kota. Bersih dan nyaman, bagi kesejahteraan warganya
Dokumen pribadi, Stasiun Funabashi yang besar dengan beragam fasilitas yang disediakan pemerintah kota. Bersih dan nyaman, bagi kesejahteraan warganya
Dokumen pribadi, Stasiun Funabashi yang besar dengan beragam fasilitas yang disediakan pemerintah kota. Bersih dan nyaman, bagi kesejahteraan warganya
Dokumen pribadi, Stasiun Funabashi yang besar dengan beragam fasilitas yang disediakan pemerintah kota. Bersih dan nyaman, bagi kesejahteraan warganya
***

Seperti yang aku tuliskan di semua artikelku tentang Jepang, sebuah stasiun kereta disana merupakan "pusat keramaian". Karena stasiun adalah urat nadi Jepang. Sehingga, dengan bertempat tinggal di dekat stasiun Funabashi, berarti kita bisa menikmati segala macam fasilitas yang ditawarkan.

Pusat keramaian Funabashi, dikelilingi oleh pertokoan, baik sebagai mall, atau shoppin street. Stasiun Funabashi juga merupakan pertemuan 2 perlintasan kereta, yaitu Sobu Main Line dan Tobu Urban Park Line.

Walau kota Funabashi 'tingkat'nya lebih tinggi dari kota Nishi Funabashi, tetapi tidak berarti kota Funabashi menjadi "kota transit", seperti Nishi Funabashi. Aku tidak terlalumengerti tentang ini, tetapi yang jelas perbedaan tingkat perkotaan dimana2 itu bergantung dari banyak hal. Salah satunya letak dan posisi kota tersebut. Posisi kota bisa 

bergantung dengan keberadaan tanah dan lingkungan, dimana mungkin keberadaan kota Funabashi tidak "seberuntung" kota Nishi Funabashi.

Sudahlah, tidak usah dipusingkan. Tetapi yang jelan, kota Funabashi adalah sebuah kota cukup besar, sebagai pusat perbelanjaan bagi warga di Nishi Funabashi dan Funabashi Hoten untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya, dengan cukup murah dibandingkan dengan Tokyo.

Pilihan agen Meisei School memang tepat. Walau Meisei School tempat Michelle bersekolah Bahasa Jepang terletak di salah satu distrik teramai di Tokyo, dan pusat segala macam kegiatan dan kebutuhan 'sumo' (olah raga gulat khas Jepang), distri Ryogoku, tetapi tempat tinggal di Funabashi dan sekitarnya, merupakan temat tinggal yang cukup murah, nyaman dan idel bagi anak2 Indonesia .....

Stasiun Funabashi dikelilingi oleh bangunan2 besar belasan lantai, sebagian besar adalah mall dan pertokoan. Ada Seibu dan Tobu, shopping Center terkenal di Jepang, dan'grid' lini shopping street dengan toko2 muai dengan butik sampai toko2 murah serta berbagai fasilitasnya.

Dokumen pribadi, Aku sebagai disabled pemakai kursi roda pun merasa nyaman disana (dan di semua tempat di Jepang), dengan sema fasilitas2 disabled yang benar2 dipikirkan pemerintah kota, dengan seksama!
Dokumen pribadi, Aku sebagai disabled pemakai kursi roda pun merasa nyaman disana (dan di semua tempat di Jepang), dengan sema fasilitas2 disabled yang benar2 dipikirkan pemerintah kota, dengan seksama!
Dokumen pribadi, Aku sebagai disabled pemakai kursi roda pun merasa nyaman disana (dan di semua tempat di Jepang), dengan sema fasilitas2 disabled yang benar2 dipikirkan pemerintah kota, dengan seksama!
Dokumen pribadi, Aku sebagai disabled pemakai kursi roda pun merasa nyaman disana (dan di semua tempat di Jepang), dengan sema fasilitas2 disabled yang benar2 dipikirkan pemerintah kota, dengan seksama!
  ***

Resto dan caf pun bertebaran, hotel2 kelas bintang 1 atau 'kelas melati' dengan harga relative murah, sangat welcome menyambut siapa pn yang datang kesana. Dan beberapa toko 'kelontong' serta amusemen. Amusemen itu biasanya berupa untuk games, 'ding-dong' atau bertaruk kuda online. Dengan gambar2 kartun manga khas Jepang dan warna2 cerah, tempat2 hiburan ini nyata sekali.

Dokumen pribadi, Amusemen dan toko kelontong
Dokumen pribadi, Amusemen dan toko kelontong
Dokumen pribadi, Amusemen dan toko kelontong
Dokumen pribadi, Amusemen dan toko kelontong
Resto khas Jepang, yang menyajikan ramen, sushi atau nasi, marak disana. Dengan tingkat perekonomian kota yang cuup tnggi, tetapi di Jepang, Funabashi termasuk kota standard dan banyak warga asing, terutama anak2 atau remaja dari luar negeri tinggal disana, membuat konsep resto disana sangat atau cukup muarah.

Dokumen pribadi, Beragam masakan dan panganan khas Jepang, yang betebaran di sepanjang jalan
Dokumen pribadi, Beragam masakan dan panganan khas Jepang, yang betebaran di sepanjang jalan
Dokumen pribadi, Beragam masakan dan panganan khas Jepang, yang betebaran di sepanjang jalan
Dokumen pribadi, Beragam masakan dan panganan khas Jepang, yang betebaran di sepanjang jalan
***

Selalu ada Matsuya, Yoshinoya atau resto2 ang tidak bisa aku baca karenadengan huruf Kanji, bertarung menyajikan aneka makanan enak! Harganya antara 400 Yen sampai 850 Yen untuk beefbowl (pada kenyataannya bukan hanya beef, tetapi daging babi, non halal bagi sebagian orang), atau 500 Yen sampai 800 Yen bagi ramen atau soba. Cukup murah, walau mungkin tidak terlalu murah bagi turis Indonesia.

Tetapi keberadaan kota Funabashi ini, menjadikan Michelle dan teman2nya belajar berdikari, sebelim melangkah ke tempat berikutnya. Mereka belajar mencari toko2 murah untuk mencari barang2 kebutuhannya, dan mereka pun belajar untuk memanage waktunya, mengejar kereta atau mulai memikirkan masa depannya yang lebih serius .....

Sebelumnya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun