Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Negeri Impian, "Funabashi Hoten"

12 Januari 2018   16:18 Diperbarui: 12 Januari 2018   16:22 1942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan dari jaman TK itu lah dia bangun dari tidur dan mimpinya, berusaha keras untuk menggapainya. Dan sekarang, Michelle, seorang remaja yang baru bertumbuh dan baru berumir 18 tahun, Agustus 2017 lalu,  mencapai mimpinya. Dengan kerja kerasnya, belajarnya sampai dia mampu membiayai hidup nya sendiri, terbang bersama Kepakkan Sayap Tuhan, dan Tuhan membawanya untuk tinggal di Funabashi Hoten ......

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Rumah2 mungil dan cantik, desain Jepang modern, khas sekali ......

Dari beberapa artikel sebelumnya, ceritaku tentang Funabashi Hoten memang merupakan titik awal Michelle ku membangun mimpi selannutnya. Di Funabashi Hoten inilah, mimpi2 selanjutnya di rajut perlahan, seperti dia belajar menjahit sarung tangannya yang sobek, dan dia tidak mau beli lagi, karena sarung tangan itu dibelinya dari uang gajinya. Jika aku terus memanjakannya dan memberikan uang lebih, dengab gampangnya dia akan minta dibelikan lagi. Dan dia tidak mau itu terjadi .....

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Michelle yang dengan susah payah mencoba menjahit sarung tangannya yang robek, dengan jaum dan benang jahit, dimana dia belum pernah melakukan ini sebelumnya ......

Note :

Michelle tidak mau menrima kiriman uang ku lagi, karena gajinya dari 2 tempat bekerja paruh waktunya, menghasilkan 4x lipat yang aku berkomitmen untuk membiayainya disana, selama 3 bulan pertama dia berada di Jepang.

Untuk Michelle dan untukku, mimpi adalah bagian dari kerja keras sendiri, tanpa menyusahkan orang lain. Dan jami berkomitmen bahwa semua adalah juga bagian dari Rencana Tuhan!

***
Apatemennya sendiri bukan bangunan besar dan mewah. Lebih kepada sebuah flat atau townhouse, hanya 2 lantai dan hanya 6 kamar yang disewakan. Mininalis dan sederhana khas Jepang. Sisi depannya berada di luar bangunan, tetapi menempel pada dinding bangunan, di desain dengan batang melintang untuk menggantung baju.

Begitu juga sisi dalamnya. Karena rumah Jepang adalah tatami. Tanpa perabot. Hanya ada lemari kecil dan meja dapur mini. Luas unit ghanta sekitar 3,5 m x 8 meter. Ecil sekali, dan ini untuk tidur, menyimpan, toilet, memasak dan mencuci baju. Bagian pintu nasuknta di desain Jepang modern. Sangat minimalis. Dan itu sesyai dengan mimpinya.

Kanan dan kiri apartemennya adalah rumah2 mungil. Sangat mungil tetapi cantik! Cantik sekali, dengan taman2 depan khas dan pohon2 Jepang. Desainnya pun sesuai dengan mimpinya di dunia kartun Doraemon .....

Setiap pagi sebelum aku ke stasiun untuk berjalan2 yang lebih jauh, dengan kursi roda ajaibku, berkeliling sekitar apartemen. Cuaca yang cerah, langit biru menghunjam kalbu, sera pepohonan yang sudah rontok dedaunannya di mysim dingin ini, membuat suasana kehidupan disana sungguh amat sangat luar biasa! Nyaman dan kebahagiaanku menyeruak dari hatiku, dan banggaku kepada putri kecilku, malaikat penjagaku, terus beterbangan semakin tinggi .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun