Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[IMLEK] Tentang Hujan: BMKG Memperkirakan, Imlek "Memastikan"

20 Januari 2012   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:40 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1327026064794121293

Oleh : Chris Suryo [Paknethole] No.43

[caption id="attachment_156585" align="aligncenter" width="294" caption="Dragon Water, Ilustrasi minjem dari browsing ke Google."][/caption]

Maaf, sebelumnya Saya tidak bermaksud menyepelekan rekan-rekan yang berkarya dan bertugas di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) yang dahulunya bahkan yang masih terekam di memori masyarakat lebih dulu dikenal dengan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Tentu semua tahu, tugas-tugas spesifik yang di laksanakan oleh salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) ini tidak mudah. Membutuhkan keahlian khusus untuk menjalankan tugas mulia dalam bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Apalagi menyangkut situasi yang terkait bencana alam, mereka seringkali menjadi pihak yang berada di garis depan untuk dimintakan/memberi informasi ataupun peringatan dini.

Dan bagi Saya dan beberapa teman yang “awam” dengan ilmu meteorologi,klimatologi ataupun geofisika pasti minim sekali pengetahuannya tentang hal ini, yang jelas dalam gambaran di otak mungil Saya, ketiga hal itu adalah ilmu yang sulit sekali, istilah-istilahnya pun banyak yang tidak kami mengeri (meteorologi?, klimatologi ?, geofisika?...aduhh.., makanan apa itu sih?..hehe..). Tentu saja sebagian besar hanya mengetahui bahwa tugas BMKG adalah meneliti data dan mengolahnya menjadi informasi tentang cuaca, iklim dan hal-hal yang terkait dengan itu terutama dalam hal tanggap bencana.

Khusus tentang cuaca, karena sulitnya bidang ilmu yang mereka geluti itulah mungkin yang membuat prakiraan cuaca yang BMKG informasikan terkadang kurang/tidak tepat ( sepertinya sih bukan terkadang lagi,...sering malahan,..hihi..). Jelas kita tidak melulu menuntut prakiraan itu harus selalu tepat kok, namanya juga prakiraan/perkiraan, sangat dimungkinkan untuk meleset. Saat prakiraan cuaca mereka tidak tepat, mereka pasti tetap bisa menjelaskan secara keilmuan. Jika Saya yang awam boleh mewakili, penjelasan untuk ketidaktepatan mereka saat memperkirakan cuaca, misalnya saja ketika suatu hari Jakarta diperkirakan hujan lebat, namun kenyataannya cerah dan terang benderang, penjelasannya kurang lebih demikian : “ Perkiraan cuaca Jakarta hujan hari itu tidak tepat, karena kumpulan awan dingin yang berada di atas Samudra Hindia sebelumnya diperkirakan akan tertiup angin dari Australia menuju barat Pulau jawa. Namun ternyata tiba-tiba muncul angin dari arah Sumatra yang tekanannya lebih besar sehingga awan itu bertiup ke timur menuju Bali, sehingga Kota Denpasar lah yang dilanda hujan lebat”. Kurang lebih begitu,..pantas nggak teori Saya itu?”

Dahulu,setahu Saya, istilah yang seringkali digunakan adalah “ramalan cuaca” (entah saat itu lembaga apa yang menangani tugas ini dan menginformasikannya). Namun sepertinya karena banyak pihak yang kurang “sreg” dengan istilah ramalan itu, karena istilah ramalan itu sudah lekat dengan profesi dukun ataupun ahli nujum. Maka selanjutnya istilah ramalan itu diganti dengan kata “perkiraan”atau bahasa resmi BMKG adalah “PRAKIRAAN”. Jika maknanya sama, yaitu hasil dari mengira-ira (atau malah maksudnya beda?), entah kenapa istilah “prakiraan” itu yang digunakan. Kalau yang saya cerna sih, kata “prakiraan” itu artinya justru masih di level yang lebih rendah dari “Perkiraan”. Bukankah kata “Pra” itu artinya “sebelum”? Sehingga kalau istilah “Prakiraan” itu yang dipakai maka artinya menjadi “Sebelum dikira-kira”. Sedangkan kata “Perkiraan” itu sendiri artinya adalah “hasil mengira-ira”. Kalau apa yang Saya sok artikan itu agak benar, mungkin ada diantara Anda yang ahli Bahasa Indonesia bersedia sedikit membantu, istilah mana yang seharusnya dipergunakan.

Di luar istilah mana yang akan digunakan, baik prakiraan ataupun perkiraan, yang jelas tertangkap maknanya adalah informasi yang disampaikan oleh BMKG tersebut bukanlah bersifat “kepastian”. Meskipun demikian, masyarakat sebaiknya tetap menggunakannya sebagai rujukan, dan itu tak ada salahnya, terutama dalam hal yang bersifat antisipasi hal-hal terkait bencana alam.

Khusus mengenai cuaca, dalam hal ini adalah mengenai hujan dan mengingat sangat erat hubungannya dengan Hari Raya Tahun Baru (Imlek) yang akan dirayakan oleh sahabat-sahabat kita dari etnis/keturunan Tionghoa, maka sebenarnya masih ada sebuah rujukan lagi yang sifat ketepatannya mendekati “kepastian”. Yaitu hampir dapat dipastikan bahwa ketika saat di mana hari raya itu tiba, hujan lebat pasti mengguyur. Dan memang selama ini puncak musim hujan seringkali ditandai dengan ketika hari raya itu tiba. Jika kita kurang ingat, bisa dilihat di kalender yang telah mencatat bahwa Hari Raya Imlek akan jatuh pada tanggal 23 Januari 2012 ini. Dan Saya berani bertaruh ...(ups..nggak boleh..ya?..itu judi, hehe..bercanda) bahwa pada tanggal itu Jakarta dan sekitarnya akan diguyur hujan lebat.

Tentang hal ini Saya pernah mendengar informasi bahwa memang pada setiap perayaan Imlek, maka hujan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh teman-teman yang merayakannya/Etnis Tionghoa (NB: Saya selalu berusaha untuk tidak menyebut dengan kata/istilah “Cina”, kesannya jelas berbeda dan cenderung nggak enak atau terkesan gimana gitu lho.., berbeda dengan istilah “China” (dibaca/lafalkan dengan bunyi "Caina") yang ada tambahan huruf “h” di antara “C” dan “i”, lebih resmi/sopan. Tapi yang paling "pas" sepertinya ya "Tionghoa" itu lah. Alangkah lebih baik lagi jika diantara huruf “n” dan “a” diselipkan hurup “t”, karena akan menjadi “Cinta”).

Ada semacam kepercayaan yang mengatakan bahwa turunnya hujan itu menandai akan turunnya rejeki,kesuburan ataupun keberkahan pada tahun yang akan dijalani. Semakin lebat hujannya, semakin lebat juga curah hujannya. Apalagi, katanya tahun yang akan dimasuki adalah Tahun Naga Air, masa iya...naga air nggak ada hujan/air?

Entah apa perkiraan atau prakiraan cuaca yang akan disampaikan BMKG pada tanggal 23 Januari nanti. Yang jelas, jika nanti yang akan diinformasikan oleh BMKG bahwa cuaca akan hujan, itu tetaplah hasil dari memperkirakan. Sedangkan cuaca hujan terkait hari raya Imlek, dapat dikatakan itu akan mendekati kepastian.

Lalu apakah Jabodetabek akan mengalami banjir bandang karena tingginya curah hujan, seperti lima tahun yang lalu? Mungkin Hari Raya Imlek ini bisa pula menjadi rujukan, jika saat Imlek tiba nanti tidak banjir, maka ada peluang untuk tak mengalami banjir tahun ini. Ha..ha.., itu hanya “Prakiraan” Saya saja kok!

Akhir kata, Saya ingin mencicil mengucapkan, “Selamat Tahun Baru Imlek 2563 yang akan tiba pada tanggal 23 Januari 2012 nanti”.

“Gong Xi Fa Cai..! , bagi Sahabat yang merayakannya, dan Saya tak akan menolak jika diajak makan-makan bersama,.apalagi ada angpaonya,...hahaha..!”

.

.

C.S.

Untuk membaca karya [IMLEK] yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi dengan judul postingan : [IMLEK] Inilah Kumpulan Cerita Imlek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun