Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Incredible Paul Cadden

16 Maret 2012   07:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:59 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_166419" align="aligncenter" width="270" caption="Bukan hasil fotografi, tapi lukisan pensil (gambar dari dailymail.co.uk)"][/caption]

Adakah yang bisa membuat sebuah lukisan dengan hanya menggunakan pensil namun hasilnya benar-benar persis foto aslinya? Bukan hanya mirip, tapi persis sampai detail-detailnya? Ternyata ada yang bisa!

Paling tidak, itu telah dibuktikan oleh PAUL CADDEN, seniman berumur 47 tahun asal Glasgow, Skotlandia. Dia mampu melukis foto dengan begitu detail seperti aslinya. Baik ketika obyek lukisannya itu adalah sosok yang sedang merokok plus asapnya, air yang menetes dari lelaki yang membasuh muka, juga wajah wanita serta detail foto tubuh wanita telanjang sekalipun, incredible!

Aliran seni (lukis) ini disebut “Hyperralism” - jika diIndonesiakan mungkin bisa menjadi hiperrealisme, yang lahir dari ide melukis berbasis fotografi yang dituangkan dalam medium non-fotografi. Paul membutuhkan waktu rata-rata antara tiga sampai enam minggu untuk menyelesaikan karyanya. Beberapa tahun belakangan ini, dia telah menyelesaikan tujuh buah lukisan jenis ini, yang biasanya dia buat dalam ukuran A1 atau A0. Di galeri masing-masing karyanya dihargai sekitar £ 5,000 ( lima ribu poundsterling).

Tentu saja butuh proses perjuangan yang panjang bagi Paul untuk mencapai tahap ini. Penerima penghargaan Artis Of The Year 2011 di negerinya ini mengungkapkan bahwa di telah mulai menggeluti seni lukis sejak berumur 6 tahun. Menurutnya, karya Hyperrealism lebih lebih mendekatkan diri pada sebuah emosi dan berdampak pada sosial budaya, agak berbeda dengan photorealism yang akan lebih banyak pengaruh teknik (fotografi) di sana.

[caption id="attachment_166426" align="aligncenter" width="564" caption="Incredible Paul tengah berkarya (gambar dari dailymail.co.uk)"]

13318801842122924706
13318801842122924706
[/caption]

Sebuah kalimat yang selama ini menjadi inspirasinya adalah "to intensify the normal" yang jika boleh diterjemahkan kurang lebih maknanya adalah mengintesifkan sesuatu yang normal/apa adanya. Setiap hari direkamnya gambar dan adegan sosok-sosok di sekitarnya, lalu dilukis ulang dengan kedalaman emosi, itulah yang menurutnya mampu menghasilkan keindahan tersendiri. Fokusnya pada segala aspek dan detail yang akan mempengaruhi hasil karyanya, membuat Paul begitu mencurahkan cinta pada prosesnya, bahkan sangat mencintai hasil lukisannya itu.

Sebuah tambahan darinya bahwa Ia selalu berusaha untuk mengetahui segala riwayat berkaitan dengan obyek yang difotonya, terutama cerita apa di balik wajah-wajah yang dilukisnya. Dan yang membuat aliran ini terlihat beda dan menakjubkan adalah penggunaan media untuk menggoreskannya adalah di dominasi oleh pensil, meski ada sedikit airbrush di sana. Anda boleh tak percaya, karyanya terlihat seperti sebuah karya foto hitam putih, namun itu adalah benar-benar sebuah lukisan pensil. Dan orang yang menciptakannya sepenuh cinta itu adalah Paul Cadden, yang menyebut aliran seninya sebagai “Hyperrealism”.

.

.

C.S.

Mudah Kagum

Inspirasi : dailymail.co.uk (15/03/2012)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun