Jika kita melihat isi dari akun instagram wisata Vanuatu, tampak banyak sekali komen-komen rasisme yang menghiasi kolom komentar di setiap foto, bahkan komen-komen bernada rasisme tersebut mengarah kepada warna kulit, wajah, dan binatang. Komen-komen bernada rasis itu terjadi karena imbas dari sebuah video perdebatan antara Menteri Vanuatu dengan Diplomat asal Indonesia terakit dengan masalah HAM di Papua yang dibahas oleh Menteri Vanuatu tersebut.
Berbicara tentang rasisme di Indonesia ? Tentu saja isu ini sudah lama terutama masalah rasisme terhadap ras-ras dan suku Indonesia Timur yang memang sudah lama terjadi di negeri ini. Puncaknya terjadi pada tahun 2019 lalu, ketika sebuah asrama di Surabaya yang dihuni oleh mahasiswa-mahasiswa kelahiran Papua diserang dan dilempari oleh sebuah ormas dikarenakan mahasiswa-mahasiswa tersebut dituduh melakukan pengrusakan terhadap bendera merah putih yang tidak terbukti kebenaranya.Â
Alhasil, kejadian tersebut menimbulkan demonstrasi besar-besaran di kota-kota besar di Papua seperti Manokwari dan Jayapura yang akhirnya berujung pada kerusuhan dan target terhadap pendatang dari luar pulau yang tinggal di kota-kota tersebut selama bertahun-tahun lamanya.
 Sungguh sayang bukan ? Hanya karena segelintir oknum yang melakukan tinfakan rasisme malah dapat mengakibatkan kerusuhan dan orang-orang yang tidak bersalah dab tidak tahu menahu soal kejadian tersebut malah ikut menjadi korban juga akibat pancingan provokasi yang berbau rasisme. Jadi kesimpulanya adalah media sosial adalah salah satu elemen paling berbahaya dalam hidup manusia karena dapat dengan mudah menyebarkan informasi-informasi sesat nan provokatif yang dapat mempengaruhi banyak orang.