Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bosporus Dreams (Bab III: Surat dari Tanah Air)

26 Agustus 2020   11:40 Diperbarui: 4 Oktober 2020   13:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istanbul | Sumber : 1213rf.com

Alasanya pun cukup tragis karena mereka tidak ingin Tatiana mengetahui dan mempelajari semua kejahatan dan kekejaman perang secara detail yang pernah dilakukan oleh bangsa aslinya. 

Kalau boleh dijabarkan, Tatiana adalah cucu dari imigran Jerman yang berimigrasi ke daratan Amerika Serikat pada tahun 1905 dan Orang Tua Tatiana pun pernah mengalami perlakuan diskriminasi karena darah Jerman yang mengalir dalam tubuh mereka baik pada Perang Dunia II hingga berakhirnya perang, sempat terpikir bagi mereka untuk pindah kewarganegaraan karena diskriminasi tersebut, akan tetapi ayah Tatiana yang merupakan seorang Pendeta bersikeras untuk tetap berada di negeri Paman Sam yang menjadi tanah kelahiranya karena dia yakin bahwa kelak orang Amerika sadar bahwa semua orang Jerman tidak sekejam Adolf Hitler dan antek-anteknya. 

Pada akhirnya kini semuanya seolah sudah berdamai dengan segala kejadian yang terjadi 20 tahun silam. Tatiana yang dilahirkan tepat 2 tahun setelah Perang Dunia berakhir dengan tegas berani berbicara lantang di depan kedua orang tuanya bahwa masuk ke jurusan ini dapat membuatnya belajar dan mengetahui semua yang terjadi di masa lampau serta berani memaafkan bangsanya sendiri. 

Akhirnya, orang tua Tatiana mengijinkan Tatiana untuk berkuliah di New York.Sedangkan 3 teman saya yang lainya, mereka tidak punya problema apapaun untuk diceritakan kepada saya. Entah itu mereka tidak punya atau mereka menyembunyikanya yang jelas sehari-hari mereka tampak cukup kompak dan bahagia. 

Pada malam hari, kita berlima berkumpul di sebuah taman di halaman depan asrama tersebut. Kami berlima pun dengan kompak menghisap rokok produk lokal Turki yang jika dihitung seharga 2 Dollar di negeri kami dan ditambah dengan suasana malam Istanbul yang tenang serta udara yang semakin dingin di bulan November semakin menambah ketenangan hati kami. 

Tak lupa, kami pun membaca surat yang dikirimkan dari tanah kelahiran kami. Setidaknya ada 6 buah surat yang dikirimkan untuk saya pribadi, surat tersebut berasal dari kedua orang tua saya, sepupu dan teman Universitas saya yang lainya. 

Setidaknya saya cukup beruntung karena isi surat tersebut membawa berita baik dan itu sudah cukup bagi saya untuk menghilangkan kekhawatiran saya tentang kabar keluarga dan teman-teman terdekat selama saya berada di kota ini. 

Mungkin nanti saya akan membalas surat mereka dengan pos surat dengan ciri khas Turki dan mengirimkan beberapa cendramata dari negara ini. Kelima teman saya juga tampak tersenyum sembari membaca surat-surat yang mereka terima, Antonio yang merupakan seorang Hispanic tiba-tiba tertawa sembari berkata  “ Lihat sekarang ayahku sudah jago memasak Nachos dan Tortilla untuk keluargaku padahal dulu dia tidak bisa sama sekali dan harus selalu aku dan ibuku yang mengajarkanya untuk memasak.” 

Kita semua pun tertawa mendengar cerita Antonio tersebut, kemudian Jennifer, seorang gadis yang juga kelahiran New York kemudian juga bercerita “ Kekasihku baru saja diterima di Universitas Kedokteran Chicago, tentu saja aku berharap dia kelak bisa menjadi dokter yang hebat.” 

Kemudian aku pun bertanya  “Jadi kekasih laki-lakimu lebih muda 2 tahun daripada kita.” 

Mendengar pertanyaan saya, Jennifer pun tersenyum dan menjawab  “ Iyah, tapi bagi saya itu tidak masalah karena tampak sangat tulus dan berpikiran terbuka dalam menjalin hubungan ke depanya.”. Mendengar perkataan Jennifer, saya menjadi cukup kagum karena jarang sekali ada wanita yang mau menjalin hubungan percintaan dengan lelaki yang lebih muda darinya, tetapi semua orang berhak untuk berprinsip pada kisah cintanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun