Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Juventus Mulai Terkena Syndrome "Pass To Ronaldo"

19 Juni 2020   11:30 Diperbarui: 20 Juni 2020   19:45 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo | Sumber : Bola.com

                                         Juventus adalah tim paling tersukses di Italia saat ini. Dengan torehan 8 Scudetto beruntun, membuat Juventus seolah menjadi klub yang sangat mengerikan di dunia dan diibaratkan sebagai raksasa yang baru terbangun dari tidur panjangnya.

Tentu kita semua masih ingat ketika Juventus terkena skandal Calciopoli pada tahun 2006 yang membuat mereka harus terdegradasi ke Serie B dan harus memberikan gelar Scudettonya ke Inter Milan. 

Hanya saja, meskipun berhasil meraih 8 gelar Serie-A beruntun, Juventus harus gagal meraih trofi Liga Champions yang terakhir kali direbut pada tahun 1996.

Juventus harus kalah pada final tahun 2015 dari Barcelona dan final tahun 2017 dari Real Madrid yang keduanya adalah raksasa sepakbola dunia asal Spanyol. 

Juventus yang masih penasaran dengan trofi Liga Champions berhasil merekrut bintang Sepakbola dunia dan Real Madrid, Cristiano Ronaldo yang menjadi aktor dibalik kegagalan dan hancurnya Juventus di Final Champions 2017. 

Dengan dana yang dikeluarkan sebesar 105 Juta Euro atau 1,7 trilliun rupiah membuat ekspetasi Juventus semakin meningkat. Terlebih, 5 balon D'OR dan 5 trofi Liga Champions membuat publik dan fans Juventus yakin bahwa Ronaldo dapat membawa kejayaan untuk Si Nyonya Tua termasuk meraih trofi Liga Champions.

Musim itu, skuad Juventus dibawah kepelatihan Maurizio Sarri yang menggantikan Massimiliano Allegri adalah skuad idaman dan terbaik yang dimiliki Juventus.

Mulai dari posisi penjaga gawang yang dijaga 2 kiper terbaik, Szczesny dan Buffon, lini pertahanan yang dibentengi oleh 2 bek sayap lincah Brazil, Alex Sandro dan Danilo, bek tengah tangguh De ligt dan Bonucci serta Chiellini.

Lini tengah yang dimotori oleh 3 gelandang pekerja keras Matuidi, Pjanix dan Ramsey, juga Khedira sebagai pelipis, hingga lini depan yang sangat menakutkan oleh trio Dybala, Higuain dan Ronaldo dengan formasi 4-3-3 sendiri membuat publik yakin bahwa ini adalah skuad terbaik dunia yang tidak mungkin bisa dihentikan siapapun. 

Akan tetapi kenyataanya segalanya berjalan tidak lancar, karena kenyataanya Juventus terlalu bertumpu pada Ronaldo, bahkan ketika sang megabintang sedang absen atau tidak berada dalam performa terbaiknya, Juventus seolah- olah sangat kebingungan untuk mencetak gol dan menciptakan peluang. 

Higuain dan Dybala yang di musim-musim sebelumnya di bawah Allegri sangat berbahaya dan menjadi mesin gol Juventus seolah kehilangan wujud mereka di lapangan karena terlalu bertumpu Ronaldo tersebut. 

Kekalahan di final Suppercopa Italiana 2019 dari Lazio dan coppa Italia 2020 dari Napoli yang baru terjadi pada 2 hari yang lalu seolah menegaskan bahwa Juventus sudah terkena syndrome " Pass To Ronaldo". 

Padahal sebelum kedatangan Ronaldo, Juventus dibawah asuhan Conte dan Allegri adalah salah satu tim dengan permainan tim kolektif serta kerjasama antar lini yang berjalan dengan sangat baik, permainan kolektif itulah yang berhasil membawa Juventus meraih kesuksesan di Serie A, Coppa Italia dan 2 Runner Up Liga Champions. 

Syndrome "Pass To Ronaldo" bukan hanya  terjadi pada Juventus, Timnas Portugal yang menjadi timnas kebangsaan Ronaldo juga mengalami hal yang serupa di event internasional seperti Piala Dunia dan Piala Eropa meskipun pada tahun 2016, Portugal berhasil meraih juara Piala Eropa.

Hanya saja, timnas Portugal terlalu bertumpu dan menjadikan Ronaldo sebagai target man. Kondisi ini menbuat lini dan pemain Portugal lainya menjadi tidak berkembang. 

Tentu saja kondisi ini membuat pelatih Timnas Portugal dan Juventus harus berpikir keras dan memutar otak untuk mengantisipasi yang akan terjadi apabila mungkin Ronaldo sudah mendekati usia pensiun dan mulai kehilangan teknik terbaiknya karena pastinya baik Portugal ataupun Juventus tidak boleh kehilangan identitas mereka hanya karena sosok Ronaldo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun