Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih bauk turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muasal Kalender Hijriyah

15 Juli 2014   13:22 Diperbarui: 9 Agustus 2021   18:43 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tulisanterkini.com

Misalnya, tahun kelahiran nabi dinamakan tahun gajah ('amul fiil) karena ada momen besar dimana waktu itu Raja Abrahah menyerang Mekkah dengan menggunakan tentara yang naik gajah. Maka tahun itu dinamakan tahun gajah.

Kalender tahunan Hijriyah muncul ketika era pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab (643-644 M). Sebuah komite yang terdiri dari enam orang, dipimpin langsung oleh Umar bin Khattab sendiri, bekerja untuk menetapkan dimulainya penggunaan kalender Islam.

Ide menggunakan nama Hijriyyah berasal dari Ali bin Abi Tholib, yang menjadi salah satua anggota komite. Tahun pertama penanggalan diawali dengan tahun ketika Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Makanya namanya menjadi kalender Hijriyah.

Pertimbangan Ali bin Abi Thalib menjadikan momen hijrah nabi sebagai nama dalam kalender Islam adalah karena begitu bersejarahnya peristiwa tersebut sehingga ayat-ayat Al-Qur’an banyak memberikan kredit kepada seseorang yang melakukan hijrah. Masyarakat Islam didirikan secara independen setelah hijrah Nabi (bergerak) dari Mekah ke Madinah.

Disamping itu, menurut Ali bin Abi Thalib, setiap Muslim seharusnya memiliki inspirasi dari hijrah, yaitu memiliki kehidupan yang dinamis. Muslim seharusnya tidak stagnan pada satu kondisi, tetapi mereka harus secara aktif tumbuh dan berubah menjadi yang lebih baik. []

 

Penulis: M Chozin Amirullah, alumnus Ponpes Tebuireng Jombang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun