Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Landreform untuk Mencapai Kedaulatan Pangan

7 September 2016   20:20 Diperbarui: 7 September 2016   20:27 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto :blog.umy.ac.id

Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Itulah sebabnya UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 mengamanatkan Negara untuk menguasai dan memanfaatkan sumber daya alam untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, yang salah satunya adalah untuk mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia.

Walaupun negara agraris dan penduduknya lebih banyak hidup di pedesaan, namun sektor pertanian Indonesia sangat tergantung kepada impor. Selain menguras devisa, secara politis hal tersebut jelas mengganggu martabat dan kemandirian politik Indonesia dihadapan negara-negara lain.

Ada beberapa penyebab masalah impor ini masih terus berlangsung, antara lain :

1. Kendala Produksi.

Setiap tahun ribuan hektar areal pertanian disulap menjadi areal Non pertanian seperti perumahan, pabrik dan lain-lain. Akibatnya produksi pangan semakin berkurang, padahal kebutuhan semakin bertambah akibat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan lainnya.

Beberapa daerah yang dulunya swasembada pangan, malahan kini menjadi defisit pangan!

Walaupun menguras devisa, impor pangan ahirnya menjadi solusi rutin bagi pemerintah. Kebijakan impor ini juga menurunkan motivasi para petani untuk meningkatkan produksi karena harga jual pangan impor selalu lebih rendah dari harga jual di tingkat petani, bahkan terkadang lebih rendah dari biaya produksi petani sendiri!

2. Teknologi Produksi.

Terbatasnya Tenaga Penyuluh Pertanian untuk membantu petani di pedesaan adalah salah satu penyebab terbesar dari rendahnya produktivitas pertanian! Ada ratusan ribu sarjana pertanian kita, akan tetapi hanya sedikit yang mau menjadi Penyuluh Pertanian. Agaknya rendahnya perhatian dari pemerintah, terutama dalam hal insentif menjadi penyebab utama.

3. Mahalnya harga Benih, Pupuk dan Obat-obatan.

Harga Benih Unggulan (Biasanya perusahaan asing) yang mahal, mengakibatkan petani memakai benih biasa. Harga Pupuk dan Obat-obatan juga cukup memeberatkan bagi petani. Ahirnya mereka banyak yang memakai Pupuk palsu/KW atau bahkan tyidak memakai pupuk samasekali. Akibatnya bisa ditebak, produktivitas pertanian menjadi rendah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun