Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Sebatang Rokok

11 Oktober 2021   14:55 Diperbarui: 12 Oktober 2021   02:07 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya mengangguk pelan ketika Rita meletakkan serbet di bawah dagu, lalu ia mulai menyuapiku. Astaganaga! Belum pernah ada perempuan selain mediang ibu yang pernah menyuapiku seperti ini. Ya ampun, aku jadi baper pakai banget.

Seminggu di rumah sakit bersama Rita serasa sewindu mengenalnya. Kalau dulu ia harus curi-curi pandang menatapku, kini tidak lagi! Maklum dulu itu ia perawan aku perjaka. Kini ia janda aku duda, alamak! 

Kini justru aku yang grogi kalau ia menatapku dengan tatapan penuh arti seperti itu. Apa artinya akupun tak tau. Mungkin bulan sabit yang mengintip dari balik jendela itu tahu artinya. Akan kusangkutkan rinduku padanya agar ia bisikkan jawaban pada purnama nanti.

***

"Makan lagi dong sayang, supaya gak kembung, dikit aja ya" bujuk Rita padaku.

Aku hanya menggeleng, "cape" jawabku lemah.

"Yah uda gapapa. Posisi tidur kamu nyaman?

"Iya nyaman. Aku dari tadi mikirin kamu aja"

"Lha koq malah mikirin aku?" tanya Rita sambil tersenyum. Senyumnya manis banget, membangkitkan gairahku.

Aku memonyongkan mulutku, dan Rita langsung mengecupnya, membuat kami berdua tersenyum malu.

"Kamu baik banget sama aku, aku gak tau cara membalasnya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun