Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Sebatang Rokok

11 Oktober 2021   14:55 Diperbarui: 12 Oktober 2021   02:07 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diskotik itu ruangan kedap tanpa ventilasi. Sirkulasi udara hanya mengandalkan AC dan exhaust fan ala kadarnya saja. Pada saat weekend diskotik dibanjiri pengunjung dan nyaris seperti sauna saja.

Akan tetapi pengunjung tidak peduli. Mereka larut dalam kebahagian semu sambil berjingkrak-jingkrak dengan rokok di tangan. Asap rokok mereka ini sungguh menyesakkan dadaku.

Siapakah yang bertanggung jawab atas keadaan itu? Tentu saja aku, karena aku DJ-nya. Aku yang meracik lagu dan membuat mereka ini jadi liar. Ya itu, aku memang digaji untuk membuat orang jadi liar,hehehe.

Lima belas tahun jadi DJ dan terpapar polusi udara diskotik, membuat aku terkapar. Aku kemudian terkena kanker paru-paru. Awalnya masih stadium dini, tapi aku abai, tidak peduli. Aku tetap saja merokok, "nge-DJ" dan "ngalong." Ya jelas ngalong, wong tidurnya lepas subuh, bangunnya lepas zuhur. Sarapan dan makan siang digabung jadi satu. Kondisi tubuhkupun kian memburuk!

***

"Hei Don, sudah makan?" Rita tiba-tiba muncul membuyarkan lamunanku tentang masa SMP dulu.

Aku hanya mengangguk pelan sambil senyum-senyum.

"Lha koq ditanyain malah senyam senyum?" tanya Rita mendekatiku.

"Enggak, aku tadi lagi ngebayangin waktu aku nyipok kamu pas SMP dulu, eh kamu trus masuk"

Wajah Rita seketika memerah. Eh buset, wajah itu persis banget seperti dua puluh tahun lalu! Aku terperanjat melihatnya. Masih adakah rasa tersisa setelah selaksa rindu terpendam? Seketika nyeri di dada menguap entah ke mana!

 "Lha ini buburnya koq gak dimakan, aku suapin ya" kata Rita menutupi rasa groginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun