Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir untukmu Sahabat (Bagian 3)

2 Oktober 2021   13:20 Diperbarui: 2 Oktober 2021   13:22 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : cdn.pixabay.com

Tak bisa kubayangkan bagaimana rasanya memeluk suami tapi membayangkan orang lain. Itu jahat sekali Ri, aku tak mau melakukannya terhadap mas Robby.

Aku mungkin bodoh, dan kini sudah menjadi gila pula! Bagaimana mungkin aku bisa mengabaikan seorang lawyer muda, keren, tajir dan benar-benar mencintaiku demi mengharap cinta seorang napi kere dari Nusakambangan sana.

Padahal kamu sendiri juga belum mengungkapkan perasaanmu padaku. Lantas bagaimana cara menjelaskan "kegilaan" ini kepada mas Robby, bahkan kepada diriku sendiri?

Yang kutahu, bukan kutahu, tapi perasaan. Ya perasaanku mengatakan bahwa ada sesuatu di antara kita. Entahkah itu cinta atau apa, tapi ada chemistry kuat yang tak bisa kujelaskan, tapi bisa kurasakan.

Aku berusaha meneyembunyikannya, tapi sampai kapan?

Akupun tidak mungkin menceritakannya kepada seseorang, kepada setan bahkan kepada Tuhan sendiri, sebab hal ini terlalu gila.

Tuhan memang memberikan free will kepada setiap manusia untuk berbuat sedikit gila. Akan tetapi hak tersebut diberikan hanya pada saat manusia itu sedang putus asa, sakit hati atau kecewa pakai banget saja. Sebagian dari manusia putus asa tersebut mungkin akan lari ke dukun untuk mencari pertolongan dari setan. Beberapa lama kemudian manusia itu insyaf dan bertobat, dan kembali mencari Tuhan. Demikianlah cara dunia ini bekerja dalam skenario Sang Khalik.

Akan tetapi perbuatanku ini terlalu gila, dan tidak boleh ada seorang, sebuah atau sepotong mahlukpun yang boleh mendengar ide ini.

Aku lagi happy dengan seorang pacar yang setia dan baik hati pula. Mungkin ada beberapa pacar yang baik hati, tapi jarang pula dari mereka itu bisa setia!

Aku tidak sedang putus asa, sakit hati atau kecewa, jadi kenapa pula aku harus berbuat gila pakai banget untuk mengaharapkan cintamu?

Akhirnya mas Robby tahu juga. Ia marah besar dan tersinggung. Kami berantem, kemudian pisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun