Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hoping to be Part of You

16 April 2021   02:55 Diperbarui: 16 April 2021   03:05 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via kompas.com

Hahahaha.. keduanya tertawa ngakak tanpa bisa ditahan. Titik air mata terlihat pada bola mata Hendra. Entah sudah berapa tahun ia tidak tertawa seperti itu, lepas tidak terkendali, membuat keringat hangat membasahi sekujur tubuhnya.

Suara tertawa itu rupanya membuat suster Rina keluar dari ruang periksa dokter. "Selamat malam dok, pak Hendra. Maaf, dr. Andre lagi liburan ke Hongkong selama seminggu. Rabu depan baru masuk. Itu di depan ada pemberitahuannya" sahut suster Rina dengan ramah.

***

Hendra duduk termenung di jok belakang taksi. Rintik hujan menemani perjalanan pulangnya dari praktek dr. Andre. Pertemuan singkat dengan dr. Mitha tadi membuatnya speechless, tidak tahu harus berkata apa, tapi jelas membuatnya bingung, senang dan rasa benci sekaligus.

Apakah tadi itu benar-benar Mitha atau bukan sih? Dengan gestur yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun itu, ia berani bertaruh kalau tadi itu adalah Mitha yang dikenalnya selama ini. Atau jangan-jangan ada kembaran Mitha yang lain!

Ah, seandainya ada cara mudah agar ia bisa memeriksa bokong itu, tentu segalanya akan menjadi terang benderang. Akan tetapi bagaimana kalau tato mawar itu sudah dihapus? Atau setiap orang juga bisa membuat tato standar seperti itu. Lagipula, apakah ada cara mudah untuk memeriksa bokong seorang wanita yang baru saja kita kenal tanpa akan menimbulkan kegaduhan?

Jangan lupa, ia juga belum sepenuhnya "waras!" Dulu ketika pertama kali bertemu dengan dr. Andre, Hendra sangat yakin kalau ia waras. Astaga! Baru kali ini ia tidak yakin kepada dirinya sendiri, ia waras atau tidak sih!

Hendra lalu menyuruh sopir taksi untuk balik lagi ke praktek dr. Andre. Hendra penasaran,  kelihatannya suster Rina familiar betul dengan Mitha, sama seperti kepada dirinya yang sudah dikenalnya selama dua tahun ini. Hendra ingin mengorek keterangan mengenai Mitha dari suster Rina. Jangan-jangan Mitha ini adalah pacar dr. Andre. Atau jangan-jangan Mitha adalah pasien dr. Andre! Tidak aneh memang. Seperempat pasien dr. Andre adalah dokter juga. Yah, dokter juga manusia...

***

Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Hendra terpaku menatap Medical Record dr. Mitha. Membaca medical record orang lain tanpa izin, pastilah ilegal! Hendra bisa melihatnya hanya karena berhasil mengelabui suster Rina dengan berbohong, dan juga melalui perpindahan dua lembar pecahan seratus ribu rupiah. Kini air mata Hendra bercucuran membasahi pipinya. dr. Mitha tadi memang benar adalah Mitha-nya dulu!

Hendra lalu merangkai catatan medis itu dengan kenangan dua tahun bersama Mitha. Hendra lalu teringat kepada Randy. Randy yang adalah sepupu dr. Andre ini, adalah masa lalu Mitha sebelum bersama Hendra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun