Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melihat Kasus Edhy Prabowo dari Berbagai Aspek

27 November 2020   19:25 Diperbarui: 27 November 2020   19:28 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konpres KPK Terkait OTT EP, sumber : https://asset.kompas.com/crops/NWnqeZkhbL_UuswAy94zSCa7Rno=/0x2:4000x2669/750x500/data/photo/2020/11/26/5fbedf7d707e7.jpg

Keempat dari sisi penulis sendiri.

OTT EP ini tentu saja bisa diperdebatkan, bukan karena kasusnya, tapi lebih kepada skala prioritasnya. Apa sebenarnya yang mau dicari KPK? Dalam pandangan penulis KPK sebaiknya bersabar sedikit agar jumlah tangkapan lebih banyak dan otomatis setoran ke negara juga lebih banyak. Jangan sampai rugi bandar, biaya operasional dan gaji KPK tidak sebanding dengan setoran ke kas negara yang sudah cekak itu.

Tapi clear kalau komisioner dan Dewas itu tidak bermain politik dalam OTT EP ini. Restu dari mereka itu semata karena tidak tahan lagi dengan nyinyiran dari kaum pembela KPK lama ala Saut Situmorang cs itu yang mengatakan kalau komisioner dan Dewas itu cuma makan tidur saja.

Lalu bagaimana dengan para penyidik KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK itu?

Nah ini yang seru. Namanya juga tukang nyinyir dari sebelah. Ada yang mengatakan kalau OTT EP ini adalah pengalihan isu kasus Rizieq Shihab yang kini mingkem itu, hehehe... Aja-aja ada...

Ada juga yang mengatakan kalau ini adalah hukuman bagi Gerindra yang mbalelo seperti kulit yang lupa akan kacangnya eh terbalik, kacang lupa akan kulitnya.

Tapi bagi penulis ini sangat menarik. Orang bilang selama ini KPK disetir Wadah Pegawai, dan itu tampak nyata dalam periode Saut cs kemarin. Firli ini jelas tidak disukai Wadah Pegawai. Setahun terakhir ini hujatan terhadap Firli pun tidak pernah surut. Padahal pimpinan KPK itu adalah kolektif, bukan hanya Firli seorang.  Bagi penulis, friksi di tubuh internal KPK ini tetaplah menarik.

Dalam kasus OTT EP ini kedua kubu tampaknya "mutualan." Mungkin karena kepentingannya masih sejalan. Lalu bagaimana dengan kasus-kasus lainnya, misalnya pertanyaan tentang pengeluaran dana Formula-E oleh Pemprov DKI dan pengeluaran lainnya itu. Apakah kedua kubu ini akan "mutualan" juga?

Menarik untuk disimak, sebab "perbedaan pendapat internal" itu tetaplah diperlukan untuk memperluas pandangan dalam hal penyelidikan/penyidikan suatu kasus. Yang penting semuanya tetap dalam kerangka profesionalisme.

Bagi Pakde, ini menjadi momen yang pas untuk melakukan reshuffle kabinet yang tertunda beberapa waktu lalu. Pada akhirnya, semua beban berada di pundaknya juga. Orang lain yang memakan nangka, ia juga yang tetap terkena getahnya.

Dalam pandangan penulis, kabinet sekarang ini tidaklah sekeren kabinet lalu. Miskin kreativitas, tidak peka, kurang cerdas dan integritasnyapun diragukan. Komunikasi yang tidak sinkron satu sama lain menjadi salah satu kelemahan kabinet saat ini. Menteri itu seharusnya membantu, bukan malah nyusain presiden!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun