Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Catatan dari Aragon: Kisah tentang Suzuki, Mir, dan Duo Alex

20 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 21 Oktober 2020   06:14 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joan Mir, Alex Rins, dan Alex Marquez mengisi podium MotoGP Aragon 2020 (Sumber: Twitter/MotoGP)

Alex Rins akhirnya keluar sebagai pemenang MotoGP Aragon 2020. Ini juga menjadi kemenangan pertama baginya dan Suzuki pada musim ini. Rins menjadi pebalap kedelapan yang berhasil menjadi juara di seri kesepuluh perhelatan MotoGP sepanjang musim ini.

Gila? Yes. Edan? Yes. MotoGP kini menjadi balapan paling menyenangkan dari semua jenis balapan yang ada di permukaan bumi ini, mengalahkan balapan F1 yang berjalan datar-datar saja.

Pemenang setiap seri balapan pun tidak bisa ditebak, karena pemenangnya di luar prediksi semula. Apalagi kebanyakan pebalap yang menjadi juara seri itu, hanya "numpang lewat". Setelah menjadi juara di satu seri, umumnya pebalap tersebut justru kesulitan di seri balapan berikutnya.

Brad Binder, Miguel Oliveira, Francesco Morbidelli, dan Danilo Petrucci, (mohon maaf) adalah termasuk klasifikasi pebalap seperti di atas. Sementara Dovizioso dan Maverick Vinales bisa juga dimasukkan dengan alasan berbeda.

Kali ini pebalap eh penulis hanya akan membahas tiga nama saja yang kebetulan juga berada di podium dengan alasan berbeda. Nama pertama tentu saja Alex Rins sang juara Aragon 2020.

Biasanya di awal-awal balapan, Rins dan Joan Mir bertarung dengan menerapkan strategi slipstream, yakni menguntit rapat pebalap yang berada di depannya. Selain menghemat tenaga (gak perlu capek mikirin racingline) metode ini juga menghemat ban dan bensin.

Namun kali ini strategi Rins dan Suzuki berbeda. Kalau soal pole, mungkin penggemar Suzuki harus pasrah. Suzuki mustahil rasanya terlihat di grid paling depan. 

Rins dan Mir bukanlah Saturday Rider. Mereka tidak tertarik dengan time attack untuk mengejar pole, apalagi saat ini mereka lebih mengedepankan simulasi balapan pada sesi latihan bebas.

Hal ini kemudian terbukti pada saat balapan. Apa yang dilakukan Rins pada "hari Minggu" memang sudah disimulasikan pada "hari Jumat dan Sabtu". Bensin di tangki motor Rins pun habis persis setelah melewati garis finish!

Sejak awal balapan, Rins sudah menggebrak, dan tak ada yang menyadari kehadiran Rins. Start dari posisi 10 Rins langsung melesat ke posisi 4 hanya dalam tiga tikungan saja. Lap ke-4 Rins sudah di posisi tiga setelah melewati Morbidelli. 

Setelah melewati Morbidelli, perintah "Mapping 2" kemudian menyala di dashboard Rins. Artinya Rins diperintahkan untuk mengatur setelan mesin ke posisi yang lebih rendah agar bensin bisa awet sampai garis finish. Jadi sejak start tadi, setelan mesin Rins berada dalam mode gaspol!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun