Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tjintaku Remuk di Pelaminan Mantan

9 Oktober 2020   11:43 Diperbarui: 9 Oktober 2020   11:51 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar pengantin, sumber: via liputan6.com

Ternyata Santi ini juga menikah dengan Boyke, dan resepsinya di gedung A, tempat aku duduk sekarang. Masalahnya Santi tidak mengundangku dan aku juga takkan mau datang kalau diundangnya!

Jadi begini ceritanya bro dan sis. Santi adalah kekecualian diantara semua mantan-mantanku dulu. Biasanya ketika diputus mantan, aku akan berkurung di kamar selama tiga hari tiga malam. Menangis sesunggukan dan tidak mau makan nasi. Biasanya pesan pizza atau kwetiau goreng telur saja lewat abang gofood. Nah, Santi ini termasuk kategori psikopat binti tegaan yang justru putus dengannya menjadi berkah bagiku.

Aku pacaran dengan Santi ketika berkuliah. Waktu itu sedang susun skripsi. Ternyata dosen pembimbingku itu adalah om alias adik bapaknya Santi. Asistennya juga adalah sepupu Santi. Cilakanya, nanti dosen pengujinya adalah bapaknya Santi juga, sedangkan dosen penguji lainnya adalah abang ipar santi pula. Singkat cerita, Santi kemudian berbuat semena-mena kepadaku, apalagi aku sebenarnya tidak pernah suka kepadanya.

Selain pemalas, Santi ini makannya banyak pula! Ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Namun beberapa teman kuliahku yang sedang menyusun skripsi bersikeras untuk mendukung hubunganku dengan santi. Wajar, sebab kalau aku putus dengan Santi, nasib mereka akan menjadi, sudah jatuh tertimpa plafon dan genteng pula!

"Yuk nyalamin pengantin yuk, udah malem" kata Miranda sambil menepuk pundak, membuyarkan lamunanku. Ayuk kataku gelagapan sambil berdiri di depan Miranda. Kamipun segera mengantri untuk menyalami kedua pengantin dan keluarganya.

Persisi di depanku berdiri ada dua orang ibu muda. Ibu yang paling depan menggendong seorang bayi, sedangkan yang berdiri di belakangnya menggendong seorang balita sambil menuntun seorang anak kecil.

Ternyata bro and sis, ini bukanlah pernikahan pertama bagi Boyke. Sepertinya Santi bukanlah yang pertama dan terakhir pula. Boyke sebelumnya sudah pernah "setidaknya" dua kali menikah. Dan ternyata bro and sis kedua ibu muda di depanku itu adalah mantan istri Boyke, tepatnya istri pertama dan istri kedua Boyke! Sama sepertiku, rupanya kedua ibu muda ini bukanlah orang yang diharapkan datang, alias tamu yang tak diundang! Kami ini seperti jelangkung, datang tidak dijemput pulang tak dihantar...

Tak lama kemudian drama dimulai. Bukan drama biasa bro and sis, karena ini berpadunya drakor (drama Korea) drarinda (drama dari India) dan drakulo (drama Kulonprogo, kampungnya simbok) dalam satu panggung pelaminan!

Betapa terkejutnya Boyke ketika tiba-tiba mantan istri keduanya berlari memeluknya sambil berkata dengan kencang, "Ini anakmu mas." Di depan mata kepalaku sendiri aku melihat ibu muda ini mencubit paha bayinya yang sedang tidur itu. Seketika bayi itu menjerit keras. "Ini ayahmu nak" kata ibunya sambil menangis penuh haru...

Hadirin dan hadirat yang dimuliakanpun kemudian geger. Sebagian bahkan tak kuasa menahan tawanya, tapi tidak denganku. Aku ini lelaki perasa, akupun sedih melihat pemandangan di depan mataku ini. Untunglah aku membawa sapu tangan. Aku kemudian menyeka ujung mulutku. Sepertinya masih ada sisa kuah gulai kakap tadi tertinggal disana.

Setelah sesi drakor berlalu, kini hadir drarinda. Kalau istri kedua tadi meluk dulu baru nangis, maka istri pertama ini dari jauh nangis dulu, muter-muter baru kemudian memeluk! Hal ini mengingatkanku pada film Kuch Kuch Hota Hai, dimana Sah Ruk Khan ketika itu ngumpet dulu di balik pohon jengkol, baru kemudian berlari sambil bernyanyi, "Tum Paas Aaye, Yoon Muskuraaye..." lalu kemudian memeluk Kajol...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun