Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Catatan Tertinggal dari Spielberg Menuju MotoGP San Marino

12 September 2020   17:54 Diperbarui: 13 September 2020   09:38 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanpa kehadiran Marc Marques akankah pebalap Valentino Rossi bisa meraih podium juara di MotoGP San Marino. | Foto oleh ANDREAS SOLARO/AFP via Kompas.com

Namun penulis punya pandangan tersendiri terkait hal ini. Sebelumnya, Zarco (Esponsorama Racing, bermesin Ducati) berusaha mendahului Morbidelli (Yamaha) di T3 (tikungan ketiga, Remus) tapi Zarco melebar, dan berada di sisi kiri Morbidelli.

Di straight selepas T3 tadi, Zarco (tetap di sebelah kiri) langsung gas poll hingga melewati Morbidelli.

Namun ketika menuju T4, Rauch, Zarco kemudian berpindah ke jalur kanan untuk mendapatkan racingline yang pas bagi karakter mesinnya di tikungan tersebut. Torsi besar di tikungan "tusuk konde" tentu tak baik bagi Ducati. Zarco tentu saja tidak ingin melebar lagi seperti di T3 sebelumnya.

Lain sungai Bangko lain pula sungai Deli. Lain Zarco lain pula Morbidelli. Karakter mesin Ducati tak sama dengan Yamaha. Titik pengereman Morbidelli lebih dekat ke T4 karena ia justru ingin memanfaatkan torsi mesin untuk melibas tikungan. Apalagi setelah T4, jalannya menanjak hingga T6 Pirelli. Tanpa bantuan torsi tadi, Yamaha akan "ngeden" di tanjakan.

Ketika dua kepentingan yang bertolak belakang berada dalam satu garis lurus, apakah yang akan terjadi? Motor Morbidelli kemudian menghajar telak motor Zarko, membuat motor itu berlari sendirian menuju Valentino Rossi...

***

Tadinya penulis berharap banyak kepada SUZUKI GSX-RR lewat duo Rins dan Mir yang sebetulnya sangat menjanjikan. Dalam pandangan penulis (yang terbatas) ada dua hal yang membuat Suzuki belum dapat menapak ke papan atas. 

Pertama tentu saja konsistensi. Baik Rins dan Mir, masing-masing sudah dua kali crash secara sia-sia. 

Padahal kalau tidak crash, Mir selalu berada di lima besar pebalap. Artinya pebalap harus sadar kalau "remah-remah" poin yang mereka pungut dari setiap seri balapan pada akhirnya akan menjadi "bukit poin" yang sangat berguna bagi tim Suzuki, agar mereka bisa berada diatas tim lainnya.

Yang kedua adalah strategi balapan termasuk manajemen ban. Sejak dulu gaya balap Mir dan Rins selalu gas pol sejak awal untuk kemudian mengendur di sepertiga akhir balapan sebab ban aus.

Ini berbalikan dengan gaya Vinales yang cenderung bermain sabar di awal balapan ketika bensin masih full tank. Ini berguna agar ban tidak cepat aus. Ketika bensin tinggal sedikit menjelang akhir balapan, barulah Vinales gaspol memaksa grip ban hingga batas maksimalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun