Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Anies Terpeleset di Reklamasi Ancol!

14 Juli 2020   14:05 Diperbarui: 14 Juli 2020   14:12 3618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan di lahan reklamasi, sumber : https://i2.wp.com/www.tiktak.id/wp-content/uploads/2020/06/Anies14.jpg?resize=660%2C393&ssl=1

Entah mengapa, kehebohan reklamasi Jakarta ini justru baru dimulai menjelang Pilgub DKI 2017 lalu, padahal perencanaan proyek ini sendiri sudah dimulai Pak Harto sejak tahun 1995 lalu, persis setelah pecinya itu ditabok Luciano Valentin de Conceixa dalam sebuah insiden di Museum Zwinger kota Dresden, Jerman .

Memangnya baru sejak zaman Ahok saja ada reklamasi?

Memangnya ada pantai pasir di Jakarta yang tidak direklamasi?

Jauh sebelum "mobil-mobil bergoyang sendiri" ataupun ketika masih ada drive-in di Ancol, Ali Sadikin sudah terlebih dahulu mereklamasi pantai Ancol. Pantai berpasir indah itu pun kemudian menjadi tempat melantjong rakjat djelata pada liburan tahun baru atau hari-hari besar lainnya.

Dari manakah datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali.

Dari manakah datangnya pasir di pantai itu?  Yang pasti bukan turun dari kali tetapi datangnya dari kawasan pantai Merak. Tidak dibawa dengan truk terbuka tentunya tapi lewat kapal keruk dan tongkang untuk kemudian direklamasi di pantai Ancol.

Nah lucunya, Pemprov DKI mengklaim bahwa perluasan kawasan Ancol itu menggunakan tanah hasil pengerukan sungai dan waduk di Jakarta.

2oHa lahan reklamasi yang sudah terbentuk di Ancol, dan rencana pengembangan reklamasi seluas 135 Ha itu juga akan  menggunakan tanah hasil pengerukan sungai dan waduk Jakarta.

Astaganaga! Bagi penulis berita itu bagaikan "terpeluk" petir di siang bolong!

Penulis yang tadinya marah, kecewa dan sedih, kemudian merasa iba kepada bapak gubernur ini. Beliau tidak salah karena beliau bukan seorang insinyiur. Yang salah itu Kepala Dinas PU, kenapa tega membiarkan gubernurnya ngomong begitu. Tapi Kadis PU juga tidak salah, sebab yang "bisikin" itu adalah TGUPP, Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan.

Enaknya TGUPP ini, mereka adalah tim pembisik gubernur, tetapi bukan merupakan Perangkat Daerah. Jadi tim ini tidak perlu bertanggung jawab kepada siapapun. Kapasitas mereka cuma "menjawab" sedangkan yang "menanggung" tetaplah Dinas PU...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun