Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Para Influencer Kehilangan Hati dan Kendali

22 Juni 2020   16:59 Diperbarui: 22 Juni 2020   17:13 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ernest Prakasa, sumber : https://asset.kompas.com/

Nah, disinilah terletak koentji djawabannya. Ernest mungkin tidak perduli lagi kepada Pakde, seperti juga Pakde yang "tidak perduli lagi."kepada Ernest. Artinya tidak ada lagi "hubungan pribadi" dengan Pakde. Itulah sebabnya Ernest tidak mengirim ucapan selamat ulangtahunnya itu secara pribadi.

Akan tetapi, Ernest ingin orang kebanyakan (termasuk followersnya) paham akan "perubahan akidahnya" tersebut, yakni Ernest sekarang kecewa dengan Pakde.

Kalau kecewa, kenapa tidak dikatakan langsung kepada Pakde? Siapa tahu lagi mujur dan bisa mendapat penjelasan langsung dari Pakde dan Bude...

***

Perubahan pandangan politik (termasuk juga hubungan bisnis) adalah hal yang lumrah terjadi. Hal yang sama juga terjadi pada penulis.

Pada periode pertama kepemimpinan Pakde, penulis memberi nilai 8,5 untuk performa keseluruhan rapor beliau. Namun pada periode kedua ini, penulis hanya memberi nilai 6 saja kepada Pakde.

Selain Wapres dan kabinetnya "kurang nendang" kebijakannya pun terkesan "maju-mundur" yang kemudian membuat banyak pengusaha menjadi halu.  

Tapi harap diingat, pemerintahan di seluruh dunia pun rapornya memang "manurung" ke bawah. Semuanya babak belur dihajar pandemi Covid-19.

Dan ingat juga, tak ada seorang pun boleh memaksa kita untuk suka atau tidak suka kepada Pakde, termasuk juga jika kita bersikap pura-pura tidak suka padahal suka, ataupun sebaliknya!

Dunia memang berubah mengikuti paham hedonisme dan egoisme. Menjadi populer adalah jalan praktis menuju paham tersebut. Kepopuleran selalunya akan diikuti followers. Dan followers selalunya mendatangkan iklan, endorse yang berujung kepada fulus. Dimana fulus pada akhirnya akan mengundang hedonisme dan egoisme secara otomatis.

Om Lukas dan Matius dalam bukunya berkata, "karena dimana popularitasmu berada maka di situ jugalah hatimu berada." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun