Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Memang Tidak Punya Solusi untuk Banjir Jakarta

4 Maret 2020   18:00 Diperbarui: 4 Maret 2020   18:04 2924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar underpass Kemayoran kebanjiran, sumber: idntimes.com

Namun kali ini Anies terpaksa harus menjilat ludahnya sendiri. Jakarta ternyata "kelelep" juga sekalipun tidak mendapat hadiah banjir kiriman dari Bogor.

Air yang tergenang cukup lama pada beberapa wilayah Jakarta adalah bukti sahih tidak bekerjanya drainase kota Jakarta seperti yang seharusnya.

Dan satu hal penting lainnya, sebagaimana halnya kota-kota besar di Belanda yang elevasinya sedikit di atas bahkan ada yang di bawah permukaan air, drainase Jakarta pastinya tidak akan cukup dengan hanya mengandalkan sungai/kanal banjir saja, tetapi harus dibantu juga dengan pompa air.

Pompa-pompa tersebut harus selalu dalam keadaan standby. Beroperasi secara otomatis dan simultan ketika ketinggian air masuk ke level yang sudah ditentukan.

Kenyataannya pompa-pompa di Jakarta itu baru dioperasikan (secara manual) justru ketika banjir sudah menggenangi, padahal wilayah tersebut jelas-jelas adalah daerah langganan banjir.

Tak lama kemudian pompa tersebut kelelep, korslet dan tewas akibat atap rumahnya ditelan banjir!

Contohnya seperti underpass Senen yang kelelep pada hari Selasa dini hari minggu lalu. Sore harinya, setelah air di jalanan surut barulah pekerjaan pemompaan air dari dalam underpass itu dilakukan.

Logika sederhana "pejabat per-airan" itu begini, "Kalau air di jalan belum surut maka percuma saja air dari dalam underpass disedot, karena air dari jalan itu pasti akan turun kembali ke underpass lewat ramp (jalan menurun) menuju underpass"

Seharusnya nalarnya di balik, "Bagaimana caranya agar air tidak masuk/menggenangi underpass ketika hujan turun. Atau setidaknya ketika terjadi banjir, air di dalam underpass itu bisa dikeluarkan secepatnya agar utilitas publik ini bisa dimanfaatkan secepatnya."

"Nalar" (anugerah dari Tuhan) itu seharusnya dipakai, karena level underpass itu berkisar 6 (enam) meter di bawah permukaan jalan. Padahal sesuai "sunnatullah," air dari jalan itu pastinya akan turun ke underpass!

Seperti diketahui, underpass itu didesain untuk melancarkan lalu lintas kenderaan di perempatan jalan (ketika cuaca cerah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun