Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Bukan Reynhard Sinaga

9 Januari 2020   20:33 Diperbarui: 9 Januari 2020   20:38 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar siluet seorang lelaki, sumber : pixabay.com

Rasa kerupuk hetero tetaplah sama dengan kerupuk homo. Tidak lebih asin, manis atau lebih garing misalnya.

Apa yang diinginkan oleh Manchester Boy ini ternyata adalah sebuah pengakuan dari komunitas homo bahwa dia adalah seorang pangeran, bahkan king of king dari para pangeran homo.

Manchester Boy ini adalah seorang narsis kelas berat dan setiap saat ia butuh pengakuan dari para homo lainnya. Jadi ini bukan soal hasrat seksual semata.

Sebab kalau hanya sebatas seksual, tentu saja dia bisa membelinya dengan uangnya yang tak terbatas itu. Toh banyak pelacur homo mulai dari kelas rendah hingga kelas atas ada di lingkungannya sendiri.

Akan tetapi rasa haus pujiannya itu berdiri diatas penderitaan orang lain. Homo bejat ini mengeksploitasi ketakutan kaum heteroseksual demi kepuasan pribadinya. Apa yang dilakukannya pun tak berbeda dengan penjajahan kolonialisme di masa lalu.

Mahluk ini sangat berbahaya karena daya rusaknya sangat besar dan tersembunyi dibalik senyum manisnya itu.

Mungkin orang-orang seperti Reynhard Sinaga ini punya pengalaman buruk di masa lalu. Akan tetapi hal itu tidak bisa sama sekali dijadikan alasan untuk melakukan kejahatan seksual terhadap orang lain.

Tak terbilang banyaknya heteroseksual diperkosa hetero maupun homo, dan tak terbilang juga banyaknya homoseksual diperkosa hetero maupun homo, namun hal itu tak menjadikan mereka melakukan kekerasan seksual terhadap orang lain.

Mungkin banyak yang bertanya, apa yang merasuki RS sehingga tega berbuat begitu.

Bagi penulis, ini bukan soal merasuki, tetapi ia memang "terlahir untuk begitu," walaupun ia tidak memilih untuk dilahirkan seperti itu.

Tetapi Ia sadar melakukannya dan bahkan merencanakannya dengan sangat matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun