Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Bukan Reynhard Sinaga

9 Januari 2020   20:33 Diperbarui: 9 Januari 2020   20:38 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar siluet seorang lelaki, sumber : pixabay.com

***

Nah kalau kasus pemerkosaan ini memang sangat mengerikan! Jangan dikira kalau hanya perempuan saja yang akan menderita kalau diperkosa.

Laki-laki yang diperkosa oleh laki-laki lain bukan hanya menderita fisik saja tetapi juga mental!

Harga diri sebagai seorang lelaki pasti akan terjerembab ketika ianya diperkosa, apalagi sampai didokumentasikan dalam bentuk video oleh sipemerkosa!

Mungkin kalau sipemerkosa itu seorang perempuan, muda, cantik apalagi tajir, mungkin silelaki tadi cuma mesem-mesem saja atau malu-malu tapi mau lagi ...

Jumlah korban perkosaan yang sedemikian banyak itu sangat mengejutkan bahkan untuk ukuran negara sebesar Inggris. Hal itu menunjukkan betapa hebatnya potensi yang dimiliki oleh Manchester Boy ini.

Potensi itu meliputi fisik, kekuatan mental (berani dan yakin) dana cukup besar dan tentu saja strategi (otak) yang cerdas. Dan ia memiliki semuanya itu.

Manchester Boy ini sangat smart dan mengetahui betul cara memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan bersembunyi dibalik celah sisi lemah dari seorang lelaki heteroseksual.

Ia kemudian mengeksploitasi habis-habisan para lelaki heteroseksual yang umumnya homophobia ini. Rasa takut dan ancaman penyebaran video kekerasan seksual itu membuat lelaki heteroseksual (para korban) menjadi trauma dan tidak berani melaporkan "homo bejat" ini kepada polisi.

Itulah sebabnya Manchester Boy ini dengan entengnya bisa terus menambah korbannya sembari menyalurkan hasrat gilanya itu. Hasrat itu bukan kepuasan seksual semata. Sebab baik hetero maupun homo jelas lebih menginginkan "making love" daripada "having sex."

Hetero maupun homo punya kebutuhan lahir batin yang sama. Hanya saja orientasi sex-nya berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun