Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tiga Hal Penting untuk Mengurangi Dampak Banjir Jakarta

4 Januari 2020   01:55 Diperbarui: 6 Januari 2020   08:36 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir merendam kawasan Jalan Jatinegara Barat, Kampung Pulo, Jakarta - Antara/Nova Wahyudi

Sebenarnya di bawah pintu intake bendungan, sudah ada satu buah pintu keluar yang berfungsi juga sebagai spillway. Pintu ini dibuka ketika banjir datang agar tidak merusak bendungan, dan juga untuk membuang sedimen yang terperangkap di bawah pintu intake.

Tapi pintu spillway ini saja ternyata tidak cukup, karena masih banyak sedimen masuk ke saluran primer.

Di antara pintu intake dan pipa penstock (nantinya akan memutar turbin) kemudian dibangun sebuah saluran sepanjang 250 meter yang berfungsi sebagi sandtrap (penangkap pasir) .

Secara berkala pintunya akan dibuka untuk membuang pasir yang mengendap. Dalam hal proyek PLTM hydro, tidak ditemukan masalah karena selisih ketinggian pintu pembuangan dengan sungai dibawahnya ada sekitar 10 meter.

Sebaliknya dengan sandtrap milik PU yang elevasinya justru dibawah permukaan air banjir sungai, hiks. Rumitnya lagi, elevasi kemiringan saluran mulai dari saluran primer ke saluran sekunder ke saluran tersier/kwartier hingga petak sawah pun hanya 3% saja.

Artinya kudu hati-hati ketika mengukur dan mengawasi tukang di lapangan. Salah-salah, malah air dari sawah petani yang masuk ke saluran PU! Kalau sudah begini bersiap-siaplah melihat petani marah sembari mengacungkan golok ke wajah kita!

Nah, seharusnya saluran-saluran di Jakarta juga bisa dipasang sandtrap pada jarak setiap satu kilometer misalnya. Lalu bagaimana cara membuang lumpur yang terjebak di sandtrap itu?

Aduh mohon maaf ya, ini bersifat teknis jangan dibawa ke politik! 50 tahun yang lalu pun orang Amerika sudah pergi ke bulan padahal mereka itu tidak punya sayap!

Nah kita ini sejak zaman perang dunia pertama hingga zaman saiki, masih tetap mengeruk saluran dengan excavator, lalu kemudian lumpurnya diangkut dengan truk terbuka. Limbahnya pun kemudian berceceran di sepanjang jalan kenangan...

Nah ide penulis, lumpur dari sandtrap tadi disedot dengan pipa dregging seperti pada kapal keruk. Metode kerjanya mirip seperti vacuum cleaner.

Atau simpelnya seperti metode menyedot WC, lalu lumpurnya dibawa dengan kendaraan khusus seperti truk tinja. Kerjanya pun menjadi bersih, rapi dan higienis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun