Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Efek dari Laga Liverpool Vs Manchester City, Southgate Skors Sterling!

14 November 2019   13:12 Diperbarui: 14 November 2019   13:15 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sterling dan Gomez pada laga Liverpool vs Manchester City, sumber : https://cdns.klimg.com/bola.net/library/upload/21/2019/11/raheem-sterling-vs-j_9b50649.jpg

Persiapan Timnas Inggris ketika menghadapi dua laga penting dalam kualifikasi Piala Eropa 2020 sedikit terganggu oleh adanya insiden yang melibatkan dua pemain.

Kedua pemain tersebut datang dari dua klub berbeda, yang kebetulan baru saja menjalani laga big match pada hari Minggu kemarin. Rupanya tensi tinggi dari pertandingan Liverpool-City kemarin itu masih membekas hingga terbawa ke tempat latihan timnas inggris.

Tiada diduga tiada disangka, Rahem Sterling tercyduk kala mencekik Joe Gomez setelah sebelumnya mereka terlibat adu cekcok.

Awalnya rekan-rekan setimnas menduga mereka bercanda melakukan prank. Setelah tensi semakin meninggi, barulah mereka tersadar dan buru-buru merelai keduanya.

Tak ayal manager timnas Inggris, Gareth Southgate segera menskors Sterling satu pertandingan kala Inggris bersua Montenegro Jumat dini hari nanti.

Sebenarnya laga melawan Montenegro adalah pertandingan penting bagi Inggris, karena kemenangan atas Montenegro akan langsung meloloskan Inggris ke Piala Eropa 2020.

Di sisi lain, Sterling adalah penyerang utama timnas Inggris. Bersama Harry Kane, Sterling adalah langganan pengisi pos penyerang timnas Inggris.

Namun kali ini Southgate bersikap tegas demi menjaga keharmonisan timnas Inggris.

Dengan dicoretnya Sterling dari lineup pada laga menghadapi Montenegro, maka pilihan Southgate kini bertumpu kepada Harry Kane, Marcus Rashford, Jadon Sancho dan duet Chelsea, Tammy Abraham dan Callum Hodson Odoi yang dipanggil untuk menjalani debut untuk pertama kalinya.

Sterling memang jelas belum move on dari pertandingan big match pekan lalu itu. Sepanjang pertandingan berlangsung, Trent Alexander Arnold dan kemudian Joe Gomez yang menggantikan posisi Arnold sukses menjaga dan mematikan pergerakan Sterling.

Bukan itu saja, kedua pemain itu terus memprovokasi dan mengintimidasi Sterling, yang pada akhirnya membuat Sterling frustasi sehingga permainannya tidak berkembang.

Sebagian dari penonton pun tak lupa untuk bersiul dan memanggilnya dengan sebutan penghianat. Seperti diketahui, Sterling ini adalah "mantan terindah," eks pemain muda binaan Liverpool dan menjadi pujaan para penonton Anfield Stadium kala itu.

Kepergiannya secara mendadak ke tim musuh, Manchester City karena tergiur gaji besar, membuat para Kopites semakin membencinya.

Ketika laga Liverpool-Manchester City berakhir, Sterling yang masih kesal kepada Trent dan Gomez kemudian terlibat cekcok dengan Joe Gomez di lorong menuju ruang ganti pemain. Namun kapten Liverpool, James Milner kemudian datang merelai keduanya. Tiada disangka pemain sekaliber Rahem Sterling ini pun sulit juga untuk move on sehingga insiden memalukan itu pun terjadi.

Setelah insiden ini, Sterling kemudian meminta maaf kepada rekan-rekannya dan juga fans Inggris, dan berjanji hal seperti itu tidak akan terulang kembali.

Yah, pemain Timnas berusia 24 tahun ini tetaplah seorang manusia biasa yang terkadang sulit mengendalikan emosi. Tekanan pekerjaan sebagai seorang striker, posisi City yang kini tertinggal sembilan angka dari Liverpool, dan "betempur melawan musuh" yang membesarkannya tentulah menjadi sebuah laga yang sarat emosi bagi seorang Sterling.

***

Memadukan banyak pemain yang datang dari beberapa klub yang berbeda, bahkan berseteru, bukanlah pekerjaan mudah. Beberapa pesepakbola "profesional" bahkan rela melepas status pemain timnas agar bisa fokus untuk membela klubnya.

Kapten kedua Liverpool, James Milner adalah contohnya. Sejak tiga tahun lalu Milner tidak bersedia lagi untuk memperkuat timnas, agar bisa fokus untuk Liverpool.

Di masanya, pelatih Chelsea sekarang, Frank Lampard adalah salah satu gelandang terbaik dunia karena kemampuan visinya. Demikian juga halnya dengan skipper Liverpool, Steven Gerrard yang punya visi dan skill komplit dengan umpan-umpan akuratnya.

Akan tetapi ketika keduanya disatukan dalam timnas, hasilnya justru tidak terlalu istimewa. Okelah mereka ini berada pada posisi yang sama, sehingga terkesan seperti "matahari kembar"

Pelatih timnas kemudian menggeser Gerrard ke kanan untuk menghindari konfrontasi di tengah. Namun hasilnya tetap saja sama. Kedua superstar ini tetap susah untuk padu. Ditengarai persaingan sengit diantara Chelsea dan Liverpool tetap terbawa ke timnas.

Ini tentulah bukan pekerjaan yang mudah bagi Gareth Southgate untuk memadukan semua pemain tersebut agar bisa melebur menjadi satu kesatuan tim.

Insiden Sterling-Gomez ini kemudian membuat Gary Neville angkat bicara dan mengungkap rahasia "api dalam sekam" di timnas Inggris selama ini, yang tak banyak diketahui publik.

Menurut Neville, insiden ini belum ada apa-apanya bila dibandingkan pada masa mereka dulu.

Kala itu Fergie's boys Manchester United berisikan Gary dan Philip Neville, Nicky Butt, Paul Scholes, David Beckham dan Andy Cole.

Di sisi lain, "spice boys" Liverpool berisikan David James, Jamie Carragher, Jamie Redknapp, Danny Murphy, Robbie Fowler, Michael Owen dan sang junior kala itu Steven Gerrad.

Seharusnya nama-nama beken dari gabungan kedua klub raksasa itu bisa membuat prestasi timnas Inggris melambung tinggi. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah begitu.

Simak perkataan Gary Neville dibawah ini.

"Ketika kami bermain dahulu, situasinya jauh lebih buruk. Anda bisa membayangkan, jika MU melawan Liverpool di hari Minggu, kemudian saya, Paul Scholes, Nicky Butt, David Beckham bertemu dengan Steven Gerrad, Jamie Carragher dan Robbie Fowler. Tidak ada hubungan baik diantara kami, dan kami tidak benar-benar senang berada di dekat satu sama lain" tandasnya!

"Saya kira rivalitas sengit itu sudah tidak mengganggu timnas dalam tiga atau empat tahun terakhir. Saya kira sekarang para pemain lebih sering bergaul di luar pertandingan, mereka sudah saling mengenal sejak masih muda." Demikian menurut Gary Neville.

Pernyataan Gary Neville ini sontak membuat seluruh penggemar timnas Inggris terkejut.

Pada Piala Dunia 2018 di Rusia lalu, tidak ada satu pun fans yang menjagokan Inggris, karena tidak ada pemain bintang di dalam skuad Inggris.

Namun dengan skuad seadanya itu Inggris berhasil menembus babak semi-final Piala Dunia!

Bandingkan kala Inggris masih diperkuat  pemain Class of 90 yang juga berhasil mencapai semi-final Piala Dunia 1990. Kala itu Inggris diperkuat mega bintang seperti Gary Lineker, John Barnes, Chris Waddle, Paul Gascoigne, David Platt, Terry Butcher, Stuart Pearce dan Des Walker.

Inilah skuad terbaik Inggris karena para pemain ini bukan hanya hebat kala bermain di Liga Inggris saja, tetapi juga kala bermain di Sampdoria, Juventus, Lazio, Bari (David Platt, Des Walker, Paul Gascoigne) Marseille (Chris Waddle) dan Barcelona (Gary Lineker)

Setelah itu generasi emas Inggris masih terus berlanjut dengan lahirnya superstar seperti Fergie's boys Manchester United dan "spice boys" Liverpool hingga era Wayne "Wazza" Rooney. Namun rivalitas kuat diantara klub top four (MU, Liverpool, Chelsea, Arsenal) dan kemudian Manchester City membuat prestasi timnas Inggris tersendat.

***

Pelatih Gareth Southgate yang juga mantan pemain timnas Inggris, dan sudah mengalami sendiri rivalitas klub di timnas Inggris, tentu saja sudah memahami problema ini.

Itulah sebabnya sejak diberi kepercayaan untuk melatih timnas, fokusnya adalah mengisi timnas dengan pemain-pemain muda, dan membuang secara perlahan pemain-pemain senior yang sangat berpengaruh.

Southgate bisa membayangkan betapa susahnya menjadi pelatih Barcelona/Timnas Argentina ketika ada Messsi disana. Juga dengan pelatih Real Madrid/Portugal ketika Ronaldo ada disana. Itu karena kedua mega bintang ini sangat besar perannya dalam tim, termasuk juga dalam mengatur strategi permainan dan susunan pemain yang akan bermain...

Southgate kini sudah tahu koentjinya. Jangan pernah kompromi dengan tindakan "asusila" dari pemain, cepat mengambil tindakan, dan bisa bersikap tegas kepada semua pemain!

Bravo Timnas Inggris

Sumber,

https://www.bola.net/inggris/sterling-vs-gomez-rivalitas-klub-bakal-merusak-timnas-inggris-lagi-26fe14.htm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun