Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Test The Water Ala Surya Paloh

1 November 2019   15:12 Diperbarui: 1 November 2019   15:13 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surya Paloh, sumber : https://cdns.klimg.com/merdeka.com/

Rasa kecewa yang tak tertahankan membuat SP tidak dapat menahan diri. Tak lama setelah pertemuan Jokowi-Prabowo di stasiun MRT, SP kemudian berusaha membentuk "poros tengah" untuk mengantisipasi masuknya Gerindra ke dalam kabinet Jokowi Jilid II nantinya. SP kemudian melakukan pertemuan terbatas dengan petinggi Golkar, PKB dan PPP di kantor DPP Nasdem Gondangdia, Jakarta. Namun gerakan SP ini tidak mendapat respon.

Bersamaan dengan reuni Megawati-Prabowo dalam edisi menikmati nasi goreng di Teuku Umar beberapa waktu kemudian, Surya Paloh yang tak bisa lagi menahan kegalauan hatinya langsung mengadakan pertemuan empat mata dengan "gubernur idaman," dalam edisi "Menikmati nasi kebuli sambil menerawang sunrise pada 2024"

Tentu saja sangat menarik untuk mencermati gebrakan SP ini. Apalagi langkah SP ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh Pakde dan PDIP tentunya.

Terkini SP juga mendekati "mantan" seterunya, PKS untuk menjajal "Islah politik" tentunya.

Lalu bagaimana kira-kira peluang SP untuk membentuk suatu "Poros Tengah" ala Amin Rais itu? Mari kita simak ulasannya.

Pertama,  Poros Tengah ini kepagian.

Saat ini hampir semua partai politik itu Istot (Istirahat Total) untuk kemudian melakukan konsolidasi. Setahun terkhir ini energi terkuras habis untuk urusan kampanye Pileg dan Pilpres. Tentu saja Parpol yang mendapat tambahan suara/kursi akan lebih lama istirahatnya.

Jadi usaha SP untuk membuat Poros Tengah saat ini akan tampak sia-sia belaka, apalagi pragmatisme setiap parpol itu pasti hanya akan tertuju pada Pilpres/Pileg 2024 nanti.

Kedua, Perbedaan platform.

Rasanya sangat sulit diterima akal kalau Nasdem akan bersanding dengan PKS pada 2024 nanti. Partai Kanan bergabung dengan Nasionalis Pragmatis itu ibarat koalisi Gerindra-PKS pada Pilpres kemarin, dimana isu "Jenderal kardus" akan mencuat.

Besar kemungkinan salah satu pihak akan berselingkuh karena tujuan politik mereka itu sangat bertolak belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun