Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rahasia di Balik Permintaan Jatah Menteri Megawati

13 Agustus 2019   02:28 Diperbarui: 13 Agustus 2019   02:35 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megawati dan Prabowo, sumber: epublika.co.id

Kongres V PDI-P yang berlangsung di Grand Inna Beach, Denpasar, Bali, pada Agustus 2019 ini sangat menarik untuk dicermati karena sarat dengan pesan yang tersurat maupun tersirat. Yang pertama tentu saja memaknai kehadiran Prabowo Subianto, Ketum Gerindra sekaligus mantan Capres Idaman 2019, yang datang sebagai tamu undangan VVIP Megawati!

Amien Rais seketika tersedak! Bukan Amien Rais saja, tetapi juga seluruh pendukung fanatik Koalisi 01, 02 dan 212 pun tergugup dan tergagap! Kehadiran Prabowo sebagai tamu VVIP pada Kongres V PDI-P itu membuat mereka mati gaya. Duduk salah, berdiri apalagi. Padahal mereka ini tidak sedang menderita wasir ataupun turun berok...

Pendukung fanatik 01 yang dulu begitu memuja Prabowo dengan jargon, "Siap pak Presiden!" itu akhirnya lemes setelah melihat pak presiden itu termabok nasi goreng Teuku Umar. 

Kaum Ultras pemabok agama yang menitipkan asa untuk menikmati syurga kepada Prabowo pun sontak membenci dan meninggalkannya. Mereka menyebut Prabowo cuma kuda tunggangan saja. Sebaliknya beliau menuduh mereka ini cuma penumpang gelap pengadu domba saja. Padahal domba itu buat kurban bukan buat diadu...

Demikian juga halnya dengan para politisi oportunis yang kemudian kehilangan pijakan akibat perubahan gaya Prabowo ini. Mereka ini kemudian menghilang seperti kabut ditepis sinar mentari pagi. Kini tinggallah kaum proletar mati gaya, yang berusaha menutup atau menghapus jejak-jejak digital permusuhan pada akun facebook mereka itu.

Namun demkian, bos-bos parpol pendukung koalisi 02 pun mati gaya juga. Dulu jargon mereka adalah, duduk sama rendah berdiri sama tinggi dalam sebuah koalisi untuk mendukung Jokowi-Maruf Amin menjadi presiden RI. Namun pada kongres ini mereka melihat Prabowo ternyata duduknya lebih tinggi dari mereka itu. "Duh, sakitnya tuh disini..."

Kehadiran Prabowo Subianto dalam hajatan PDI-P ini tentu saja bukan kebetulan belaka, karena ia membawa agenda penting untuk kepentingan tuan rumah dan dirinya sendiri.

Mari kita telisik kepentingan-kepentingan tersebut.

Prabowo, Megawai dan Puan Maharani, sumber: detik.com
Prabowo, Megawai dan Puan Maharani, sumber: detik.com
"Tidak ada makan siang gratis" demikian kata petuah bijak. Sebagai parpol pendukung Jokowi-Maruf Amin, adalah wajar kalau parpol pendukung tersebut meminta jatah kursi menteri sebagai kompensasi atas dukungan mereka itu. 

Namun terasa tidak wajar, bahkan sedikit "kurang ajar" kala parpol pendukung berusaha menentukan jumlah dan posisi menteri yang mereka inginkan. Dalam kondisi normal, deal-deal jatah menteri ini pasti akan berlangsung lama, alot dan melelahkan.

Sebagaimana diketahui, keberadaan menteri tersebut berasal dari dua sumber. Pertama berasal dari kaum professional atau jenjang karir, dan kedua, berasal dari kader parpol pendukung. Idealnya jumlah menteri professional/karir harus lebih banyak daripada menteri titipan parpol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun