Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Naik MRT ke Jalan Teuku Umar

27 Juli 2019   18:43 Diperbarui: 27 Juli 2019   18:50 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan dan Surya Paloh, sumber : Medcom.id

Parpol "garis lucu" ini memang selalu menarik perhatian. Pada masa kampanye hingga awal pemerintahan, mereka akan berseberangan dengan pemerintah. Namun setelah periode tersebut mereka akan melebur ke dalam pemerintahan. Menjelang akhir pemerintahan, mereka kemudian akan mbalelo untuk berseberangan lagi dengan pemerintah. Demikianlah siklus hidup partai pragmatis ini dalam satu periode.

Keenam, PKB

Selain Surya Paloh, Cak Imin adalah sosok yang paling gregetan dengan situasi politik kekinian. Bayangin saja, dua tahun lalu Cak Imin sudah curi start untuk menjadi Capres Idaman. Baliho bergambar Cak Imin pun sudah bertebaran dimana-mana. Namun kenyataannya, Cak Imin kemudian disalip oleh sang senior. Kini posisinya semakin terjepit. Kalaupun nantinya ada satu saja kader PKB masuk dalam kabinet, itu pun sudah sangat baik dan harus disyukurin.

Jadi apakah PKB nantinya akan berada di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin atau bergabung dengan PKS? Ini memang pilihan sulit, apalagi Wapres itu adalah kader NU. Apalagi dalam bahasa Gus Dur, PKB dan PKS itu "seagama tetapi tidak seiman." Cak Imin kali ini terpaksa harus gigit jari. Berseberangan dengan pemerintah jelas sangat beresiko untuk jabatannya sebagai Ketum. Namun bergabung dalam koalisi, "sakitnya tuh disini..."

Ketujuh, PKS

Memang sudah suratan takdir kalau PKS itu akan berseberangan dengan pemerintah, sebab relasi hubungan mereka itu seperti minyak dengan air, cebong dengan kampret! Jadi simpelnya PKS itu akan menjadi oposisi.

Kedelapan, Nasdem

Kini para kader terbaik Nasdem harus bekerja keras untuk menetralisir drama nasi kebuli antara sang bos dengan Anies Baswedan. Pertemuan "sarat emosi" tersebut jelas sebuah blunder politik dan kini menjadi bahan tertawaan masyarakat, bahkan termasuk oleh kaum "penikmat pipis onta"

Berseberangan dengan pemerintah justru menjadi kerugian besar bagi Nasdem. Mereka akan kehilangan kader dan simpatisan. Disebut partai baper atau partai penuh ambisi. Dengan kekuatan 59 kursi saja di parlemen, Nasdem itu masih tergolong bocah. Nasdem masih perlu waktu dan vitamin agar bisa berkembang dengan baik dengan cara yang benar pula.

Kini orang menatap Surya Paloh dengan seksama. Siapa dia dan bagaimana perjalanan karirnya bersama Nasdem. Menyebut Nasdem tentu saja tidak boleh mengabaikan sosok Hary Tanoe.

Nasi sudah menjadi bubur. Ini menjadi pelajaran penting bagi semua parpol. Tampaknya sosok Surya Paloh ini akan menghilang dari peredaran untuk sementara waktu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun