Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Diary" Dokter Cinta (Bagian 14)

13 Desember 2017   01:08 Diperbarui: 13 Desember 2017   02:06 1697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: alrpflxda.tk

Tim dokter baru saja meninggalkan kamarku. Hasil pemeriksaan kesehatanku sudah oke. Luka-luka kecil semuanya sudah kering dan sembuh. Hanya ada sedikit scar tipis di leher akibat sayatan pecahan kaca kemarin. Dengan pemakaian krim khusus mungkin akan hilang juga dalam waktu dua tiga bulan. Tetapi menurut Maya scar itu membuat aku tampak lebih seksi, lebih jantan. Ya sudah nanti aku pasang tato panji tengkorak saja dileher supaya sekalian lebih macho. Lalu mama menimpali, “kalau dokternya pakai tato di leher, pasiennya pasti pada kabur semua...”

Sebenarnya aku juga sudah bosan dengan suasana di rumah sakit. Tapi yang paling menggangguku adalah kehadiran Maya, terutama di malam hari! Pada awalnya aku sangat menyukai kehadirannya, apalagi dia adalah pacarku. Akan tetapi dengan berjalannya waktu dan memoriku semakin pulih, aku menjadi ragu apakah kami benar-benar berpacaran. Artinya selama tiga tahun ini, kami LDR (Long Distance Relationship) alias pacaran jarak jauh...

Aku di Bangka dan Maya di Jayawijaya. Ditempatku sendiri tidak ada signal, setidaknya butuh waktu lima belas menit ke arah kota baru bisa menemukan signal. Ditempat Maya, jangankan signal wong listrik saja tidak ada... Sepertinya kurang masuk akal. Aku bukan tipikal penyuka LDR. Kalau Maya memang benar pacarku, pasti aku akan berada didekatnya, karena aku pasti tidak akan pernah ragu untuk meninggalkan PTT-ku demi dia...

Tidak ada yang tahu pasti tentang hubunganku dengan Maya. Bahkan sikembar Ricky dan Richard juga tidak yakin aku pacaran dengan Maya. Bagi mereka LDR memang adalah suatu kemustahilan dan kesia-siaan! Tetapi Nancy selalu meyakinkanku kalau aku dan Maya memang menjalin hubungan LDR...

Awalnya aku suka sekali mendengar suara horden itu ketika ditarik menutupi bed... jantungku akan takikardia (berdetak cepat diatas denyutan normal) lalu aku akan merem menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya...

Tapi kini aku jengah karena ragu dan tak yakin dengan apa yang terjadi sebenarnya. Tatapan mata Nancy ketika mengatakan bahwa aku berpacaran dengan Maya itu membuatku ragu. Dan aku tidak suka melakukan hal yang bersifat pribadi dengan orang yang tidak kupercaya... Entah kenapa, kini aku mulai tidak suka kepada Maya... aku lalu memakan obat penenang alprazolam agar aku cepat tidur...

***

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan tiga puluh malam. Ricky sudah tertidur diatas sofa. Pintu kamar lalu terbuka dengan perlahan, ternyata Maya yang datang.

“Hai sayang gimana kabar kamu malam ini... “

“Baik May...’

“Eh Jim, kamu masih ingat gak sama prof. Tobing, Penyakit Dalam...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun