Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beda "Gopek" Dengan "Goceng!"

26 September 2017   17:40 Diperbarui: 26 September 2017   17:51 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Nasional Kompas

Hubungan BIN dengan Presiden.

Sama seperti TNI dan Kepolisian, Badan Intelijen Negara berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Jadi ketiga instansi ini setara, tunduk dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden!!!

Terkait persenjataan BIN untuk keperluan latihan personil bagi sekolah intelijen BIN tersebut, ternyata sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Apakah BIN tidak boleh memakai senjata api dalam tugas operasionalnya? Apakah personel BIN hanya boleh dibekali dengan ketapel saja? Sepertinya Gatot "offside" karena mencampuri urusan internal BIN!

Ketiga, Koordinasi Intelijen Negara.

Badan Intelijen Negara berkedudukan sebagai Koordinator penyelenggaraIntelijen Negara. Penyelenggara Intelijen Negara lainnya, yaitu Intelijen TNI, Intelijen Kepolisian, Intelijen Kejaksaan dan Intelijen Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian wajib berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara.

Jadi disini Gatot melakukan blunder besar! Informasi Intelijen tentang isu penyeludupan 5.000 pucuk senjata seludupan dengan mencatut nama presiden Joko widodo tersebut, seharusnya terlebih dahulu dikoordinasikan dengan BIN sebagai Koordinator penyelenggaraIntelijen Negara. Lalu selanjutnya dilaporkan kepada Presiden sebagai atasan langsung ketiga institusi Alat Negara ini. Akan tetapi sebaliknya, Gatot malah mengkoordinasikannya dengan paratamu pada acara silaturahmi Panglima TNI dengan purnawirawan TNI di Mabes TNI, Jumat kemarin...

Keempat, Makna statement dari Gatot tesebut.

TNI itu bertugas untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Akan tetapi pernyataan Gatot tersebut justru membuat kegaduhan baru bagi masyarakat, menambah kegaduhan yang sudah dibuat Saracen, Rizieq Shihab dan para petualang politik lainnya. Jujur saja, aksi-aksi kegaduhan ini membuat masyarakat menjadi muak dan antipati terhadap tokoh-tokoh yang membuat aksi murahan untuk mencari panggung politik!

Lantas timbul pertanyaan. Selemah itukah kemampuan Intelijen TNI? Tentu saja tidak! Justru saya adalah orang pertama yang tidak pernah meragukan kemampuan Intelijen TNI. Saya sangat yakin kalau intelijen justru tidak dilibatkan dalam skenario senjata seludupan yang mencatut nama presiden ini. Lalu, kalau intelijen tidak dilibatkan, dari manakah informasi tersebut muncul? Sebaiknya kita tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang... Karena Gatot tidak mau mengklarifikasi perihal pernyataanya yang telah membuat kegaduhan itu.  

Pada Minggu, 24/09/2017 kemarin, wartawan bertanya kepada Gatot sejauh mana kebenaran dari pernyataannya tersebut. "Benar itu omongan saya, itu kata-kata saya, itu benar seribu persen kata-kata saya, tapi saya tidak mau menanggapi itu. kalau saya press release, Anda bertanya kepada saya, saya jawab" 

Nah loh, bingung kan..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun