Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Roro Mendut (Bagian 2)

24 Agustus 2017   11:08 Diperbarui: 24 Agustus 2017   21:21 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Info Paling Cucok

Hari-hari berikutnya Krisna terlihat serius mengukir sebuah patung Roro Mendut lainnya. Dari pagi sampai malam Krisna "ngebut" di kios merangkap workshop-nya untuk menyelesaikan patung tersebut. Sedangkan patung Roro Mendut yang pertama disimpannya di rumah kontrakannya. Akhirnya patung Roro Mendut yang kedua selesai persis setelah dua bulan waktu yang dijanjikan. Tetapi ada perbedaan besar diantara kedua patung Roro Mendut tersebut. Pada patung Roro Mendut kedua, mata, bibir dan dada patung tersebut memang sesuai dengan trade mark Krisna selama ini! Krisna hanya tertawa geli ketika menyadari perbedaan dari kedua patung tersebut.    

Bunyi dari ponselnya itu segera membangunkan Krisna dari tidurnya. Ternyata pak Imam, ajudan sang pejabat menelfon dari Jakarta.

"Iya pak. Enje pak. Saya tunggu besok sore pak. Pesawat siang ya pak? Iya pak. Mari pak.." 

Rencananya besok siang pak Imam beserta boss tiba di Yogja, lalu sorenya ke kios untuk mengambil patung dan membayar pelunasan. Jantung Krisna berdebar membayangkan patung Roro Mendut dan uang enam puluh juta rupiah...

Tidak ada yang bisa membedakan patung Roro Mendut yang pertama dengan patung Roro Mendut yang kedua. Bahkan Krisna pun tidak mampu membedakan kalau melihatnya dari belakang! Jadi semuanya pasti akan aman-aman saja...  

***

Malamnya Krisna tidak bisa tidur. Hatinya gelisah memikirkan Roro Mendut kembar ini. Krisna tidak lagi tertarik dengan uang enam puluh juta rupiah itu. Yang penting dia bisa tetap memiliki Roro Mendut yang pertama ini. Sejak Krisna mengerjakan patung Roro Mendut kedua, Krisna kemudian membawa patung Roro Mendut pertama ke rumahnya dan meletakkannya di samping tempat tidurnya. Sebelum tidur, Krisna akan menatap lama kepada Roro Mendut. Mata, bibir dan dada Roro Mendut itu selalu menimbulkan kekaguman baginya, lalu dia pun tertidur pulas...

   

Tiba-tiba Krisna terbangun dan berteriak ketakutan! Mbah Ponijan datang dengan sang pejabat beserta tukang pukulnya. Mereka meminta patung Roro Mendut asli yang terbuat dari kayu keramat pemberian mereka, bukan yang KW! Sepertinya Roro Mendut juga ketakutan, terutama kepada mbah Ponijan yang berwajah sangar itu.

Kilatan petir dan suara geludug yang kuat segera menyadarkan Krisna! Duh ternyata dia bermimpi! Tapi tak urung hal itu membuat Krisna berpikir. Memang betul tidak ada yang bisa membedakan kedua patung kembar tersebut. Tapi kalau mbah Ponijan ikut datang ke kiosnya, tentu saja dia akan mengetahuinya lewat kayu keramat tersebut!

Krisna duduk termangu dengan kaos yang basah karena keringat. Tidak ada yang bisa dilakukannya. Seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Tetapi dia hanya pasrah saja. Patung itu memang bukan miliknya. Dia lalu mencoba memejamkan matanya. Krisna lalu menatap ke Roro Mendut sebelum memejamkan matanya. Roro Mendut terlihat cemberut dengan tatapan mata aneh kepadanya. Krisna terkesiap, tetapi matanya terlalu lelah. Lalu matanyapun terpejam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun