Ramadan datang lagi. Bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan. Tapi, ada satu dosa yang sering kita lupakan, bahkan semakin menjadi-jadi di bulan suci ini: dosa sampah rumah tangga.
Bayangkan, Ramadan seharusnya menjadi momen untuk mengendalikan diri, termasuk dalam hal konsumsi. Namun, justru di bulan ini, produksi sampah meningkat drastis. Mulai dari kemasan makanan berbuka, sisa makanan yang terbuang, hingga plastik-plastik dari takjil yang kita beli di jalan. Ironis, bukan? Berpuasa mestinya mendidik kita untuk lebih sederhana, tetapi kenyataannya malah sering kebalikannya.
Kenapa Sampah Ramadan Bisa Meledak?
Sampah di bulan Ramadan meningkat karena beberapa kebiasaan yang sering kita anggap wajar. Pertama, belanja berlebihan. Ketika sore menjelang, banyak orang tergoda membeli aneka makanan berbuka tanpa pikir panjang. Hasilnya? Banyak yang tidak habis dan berakhir di tempat sampah. Kedua, budaya konsumsi instan. Saat berbuka, kita lebih sering mengandalkan makanan dalam kemasan sekali pakai, terutama dari pedagang kaki lima atau restoran cepat saji. Plastik, styrofoam, dan kantong kresek pun menumpuk. Ketiga, kurangnya kesadaran memilah sampah. Kita cenderung membuang segala jenis sampah dalam satu tempat, tanpa berpikir mana yang bisa didaur ulang atau dimanfaatkan kembali.
Menebus Dosa Sampah: Mulai dari yang Sederhana
Meskipun "dosa" ini mungkin tak tertulis dalam kitab suci, mengurangi sampah adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai manusia dan sebagai umat yang peduli pada lingkungan. Lantas, bagaimana cara kita menebusnya?
1. Belanja dengan Bijak
Saat berbelanja makanan untuk berbuka, buatlah daftar dan patuhi itu. Hindari belanja berdasarkan nafsu lapar. Ingat, kita hanya punya satu perut, bukan tiga. Belanja sesuai kebutuhan juga membantu kita menghemat pengeluaran.
2. Kurangi Kemasan Sekali Pakai
Bawa wadah sendiri saat membeli takjil atau makanan berbuka. Gunakan botol minum dan tas belanja kain untuk mengurangi penggunaan plastik. Beberapa pedagang bahkan sudah mulai memberikan insentif bagi pelanggan yang membawa wadah sendiri.
3. Olah Sisa Makanan
Sisa nasi bisa diolah jadi nasi goreng, kulit pisang bisa dijadikan keripik, dan tulang ayam bisa dimanfaatkan untuk kaldu. Jika masih ada makanan berlebih, lebih baik dibagikan kepada tetangga atau mereka yang membutuhkan.
4. Pilah Sampah dengan Benar
Buat sistem sederhana di rumah: pisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa dikumpulkan untuk didaur ulang. Banyak komunitas yang menerima sampah plastik atau minyak jelantah untuk diolah kembali.