Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudah Tuluskah Salaman Anda?

24 Agustus 2011   21:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa bulan puasa sudah masuk minggu keempat. Sebentar lagi kita akan masuk pada hari raya Idul Fitri. Kebiasaan baik setelah hari raya berikutnya adalah bersalam-salaman untuk saling memaafkan. Jika pada bulan puasa ada banyak sekali kegiatan "buka puasa bersama", maka setelah pada hari raya dan setelahnya, akan ada berbagai kegiatan "Halal Bi halal" baik di lingkungan RT hingga lingkungan kantor tempat kerja kita masing-masing. Kegiatan "halal bi halal" seperti biasanya ditutup dengan saling bersalaman sebagai simbol persetujuan untuk saling memaafkan. Walaupun dalam Islam mengajarkan untuk memaafkan, bukan meminta maaf. Namun ada beberapa hal yang perlu dicermati pada kegiatan salaman tersebut. Terutama terkait makna dari salaman itu sendiri. Perlu diketahui bahwa gesture dan kontak mata dalam kegiatan salaman tersebut memiliki makna dalam pembahasan Body Language. Beberapa dari kita mungkin kurang menyadari kesalahan dalam melakukan kegiatan salaman tersebut. Beberapa kesalahan tersebut adalah:

  1. Salaman Tanpa Kontak Mata. Kegiatan salaman diantara 2 orang yang bersepakat untuk saling memaafkan seringkali mengabaikan adanya kontak mata diantara keduanya. Padahal kontak mata ini merupakan tanda keseriusan niat kita untuk menatap (baca: menghadapi) orang yang kita ajak berkomunikasi. Pesan permohonan persetujuan meminta maaf bukan hanya dari genggaman tangan dan ucapan dari mulut, tetapi juga ditunjukkan dengan tatapan mata. Sehingga kontak mata bisa dijadikan indikator apakah salaman tersebut memiliki arti tulus atau hanya formalitas belaka. Jadi buatlah kontak mata dengan 'lawan' salaman anda untuk menunjukkan bahwa anda menghormati dan menghargainya serta tulus dalam menyampaikan permohonan maaf anda.
  2. Salaman tanpa Genggaman. Beberapa orang melakukan salaman dengan menjulurkan telapak tangan terbuka dan tanpa menggenggam telapak tangan 'lawan' salamannya. Hal ini menunjukkan orang tersebut kurang bisa menunjukkan antusiasme dan kemauan kuat dalam bersalaman. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi anda yang tidak berkenan untuk bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya. Namun hati-hati juga dengan salaman yang menggenggam tangan 'lawan' salamannya terlalu kuat. Hal ini bisa diinterpretasikan sebagai bentuk rasa tidak percaya diri dan menggenggam tangan dengan erat untuk lebih meyakinkan diri sendiri bahwa anda antusias dengan salaman tersebut. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi anggota militer yang biasa bersalaman dengan genggaman kuat.
  3. Salaman Jarak Tubuh Jauh. Posisi dan jarak antar dua orang yang  bersalaman dapat menunjukkan bagaimana posisi kemauan masing-masing dalam bersalaman dan bermaaf-maafan. Dua orang yang salaman akan saling menjulurkan tangan untuk bisa saling menggenggam. Namun apakah proses menjulurkan tangan tersebut juga diikuti dengan melangkahnya kaki untuk saling mendekat hingga masuk pada Intimate Zone (kurang dari 46 cm), atau tetap menjaga jarak antar keduanya pada Personal Zone (46 cm - 1.5 m). Sudut antara lengan atas dan lengan bawah yang baik pada saat salaman hendaknya lebih mendekati sudut 90 derajat atau kurang dari sekitar 120 derajat. Orang yang salaman dengan sudut lengan mendekati 180 derajat adalah mereka yang merasa terpaksa untuk saling bersalaman.

Wallahu 'alam, hanya Allah yang tahu niat seseorang, namun bahasa tubuh seseorang lebih banyak mengirimkan pesan dari perasaan dan pikirannya daripada kata-kata yang keluar lewat lisannya. Demikian semoga bermanfaat untuk saya dan anda semua untuk menunjukkan kesungguhan kita dalam bersalam-salaman dan saling memaafkan. Bahan Bacaan: Allan Pease, Body Language : How to Read other's thought by their gestures, Sheldon Press, London, 1988. http://www.bodylanguageproject.com/dictionary/new-body-language-dictionary-available-on-web-for-free

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun