Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Seberapa Perlukah Mengetahui Identitas Teman Diskusi?

21 Juni 2012   10:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:42 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebuah pertanyaan saya dapatkan dari hasil berbalas komentar di sebuah tulisan. Pertanyaannya adalah "Seberapa perlu atau pentingkah mengetahui identitas teman diskusi?" Buat saya, mengetahui latar belakang teman diskusi it sangat penting. Karena hal tersebut menyangkut strategi kita dalam berdiskusi. Strategi untuk meningkatkan efektifitas komunikasi.

Bagi saya, mengetahui jenis kelamin, suku, agama, usia, pendidikan, ideologi bahkan klub sepakbola yang digemari, sangat penting untuk menentukan cara saya dalam berkomunikasi. Berbicara dengan anak kecil usia15 tahun yang duduk (bukan berdiri) di bangku SMP dan berbicara dengan seorang guru, pasti berbeda. Yang berbeda pasti pada pemilihan kata (sederhana atau komplek), topik dan materi diskusi, hingga cara bersikap saat terjadi perbedaan pendapat.

Seorang teman bertanya, apakah perlu mengetahui agama atau ideologi teman diskusi kita? Bila topik diskusi Anda tentang komputer atau yang tidak mengenai agama dan pandangan hidup, memang tidak relevan untuk ditanyakan. Namun bila Anda berdiskusi tentang agama, maka sangat penting untuk mengetahui apa agama lawan diskusi kita untuk lebih mudah memahami kecenderungan pandangannya tentang topik yang didiskusikan.

Contoh, bila Anda berdiskusi dengan teman yang atheis atau penganut scientology, maka menjadi tidak tepat bila Anda mengeluarkan berbagai dalil naqli dari Al-Quran dan hadist. Karena bagi mereka, semua itu dogma dan mereka tidak menganggap itu sebagai rujukan untuk menguatkan argumentasi kita. Orang-orang seperti mereka bisa diajak berdiskusi dengan kekuatan logika (dalil aqli). Pertanyaan dalam sebuah debat agama, bisa berarti si penanya memang ingin mengetahui kebenaran pendapatnya dan pendapat kita, atau justru memang menyerang untuk keyakinan kita pertanyaan sesat (virus pemikiran).

Bila Anda bertemu dengan mereka yang memang berniat ingin menyerang keyakinan kita, tidak perlu berdebat panjang lebar. Janga mencoba mengubah pemikiran atau pendirian mereka. Cukup jawab seperlunya saja. Karena apapun jawaban Anda, pasti salah dan dibantahnya. Motifnya memang bukan saling bertukar pengetahuan dan pemahaman tetapi untuk menjatuhkan. Egonya akan terpuaskan bila lawan diskusinya tidak bisa menjawab pertanyaan atau argumentasinya. Tidak usah terpancing, cukup berkata, "Maaf ini pendapat dan keyakinan saya, silahkan Anda bertahan dengan pendapat Anda." Biasanya diskusi akan ditutup dengan kalimat berbau Ad Hominem, "Halah ternyata Anda tidak mampu menjawab argumentasi saya, dasar bodoh."

Baik untuk menguatkan pendapat saya, betapa pentingnya mengetahui teman/lawan diskusi Anda, saya coba jelaskan beberapa hal.


  1. Sun Tzu dalam bukunya The Art of  War mengatakan, " Barang siapa mengenal dirinya sendiri dan mengenal musuhnya, ia senantiasa menang dengan mudah. Barang siapa mengenal langit dan bumi, ia menang atas segalanya." Jelas, ahli strategi perang saja menekankan pentingnya mengenal musuhnya, siapa dia, bagaimana cara berfikirnya, apa kelemahannya, dan seterunya. Tidak heran bila dalam pertandingan olah raga, setiap tim akan memiliki data statistik tim lawan. Sebuah tim sepak bola dunia, memiliki tim analisis kekuatan dan kelemahan lawan dari berbagai pertandingan sebelumnya. Misal saat adu penalti antara Malaysia-indonesia. Si penjaga gawang akan cenderung bergerak ke arah posisi di mana si eksekutor biasa menendang bola. Tentu saja dari hasil data statistik si eksekutor.
  2. Dalam sebuah teknik presentasi (ahli pidato), seorang presenter harus mempersiapkan diri sebelum melakukan presentasi. Seorang presenter harus tahu siapa saja audience-nya. Di mana tempatnya (kampus, pabrik, dst..), berapa jumlah audience, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, dan hal lainnya yang menjadi pertimbangan untuk membuat persiapan. Jangan sampai ketika dia pidato panjang lebar ternyata slide materi yang disiapkan terlalu tinggi. Memang sih, seorang ahli pidato biasanya akan dengan cepat membaca dan menyesuaikan diri. Namun akan lebih baik kita sudah mengetahui lawan bicara kita sebelum masuk ke forum.


Saya membebaskan Anda untuk memilih mengetahui atau tidak teman/lawan bicara Anda. Setiap orang pasti memiliki cara dan strategi terbaik untuk berkomunikasi atau berdiskusi.

Bila ada yang bermanfaat dari apa yang saya tulis di atas, itu semua datangnya dari Allah SWT atas nikmat ilmu dan kesehatan yang diberikanNya. Namun bila ada keburukan dari apa yang saya tulis di atas, itu karena kelemahan dan kebodohan saya pribadi.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun