Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Sebagai Trainer Segala Usia

25 Maret 2012   02:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat Belajar Internet dan Blogging

Tanpa disadari ternyata sudah cukup lama juga saya menjadi trainer, baik untuk sebuah instansi pendidikan, rumah sakit maupun di rumah secara personal. Ada banyak suka dan duka yang saya alami yang saya rasa menarik untuk saya bagi kepada Anda semua. Ya, mungkin dengan berbagi menjadi hidup lebih berarti. [caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Semangat Belajar Internet dan Blogging"][/caption] Kompetensi utama saya di bidang komputer. Namun saya bisa memberikan pelatihan apapun sesuai permintaan. Loh kok bisa? Hehehe... iya, saya memang tipe-tipe trainer yang suka nekat karena punya banyak kesenangan dalam belajar. Baiklah, saya ceritakan saja satu-persatu beberapa pengalaman memberikan pelatihan selama ini.

  1. Anak Cerdas. Pertama kali memberikan les private saya lakukan pada tahun 1997. Pada waktu itu saya baru saja lulus kuliah. Seorang teman kampus waktu itu memberikan penawaran untuk memberikan les private Pemrograman Komputer untuk anak kelas 1 SMA. Kebetulan si anak yang sekolah di SMA Al-Azhar Jakarta sedang liburan sekolah, dan pulang ke rumah orang tuanya di Madiun. Akhirnya sayapun berangkat ke Madiun. Selama di Madiun, saya dijamu dengan sangat baik selama 3 hari penuh. Beruntung, anak yang saya latih tersebut merupakan anak cerdas. Semua materi algoritma dan pemrograman untuk setengah semester dilahapnya dengan cepat hanya dalam waktu 3 hari dari pagi hingga sore hari. Waktu itu bahasa pemrograman yang digunakan masih Pascal dan Visual Basic. Itulah enaknya mengajar anak cerdas. Daya tanggapnya cepat dan kreatif dalam pengembaangkan program aplikasi. Terakhir kabarnya saya dengar dia telah lulus dari S1 Teknik Informatika ITS beberapa tahun yang lalu. Oh ya. Honor yang saya terima juga lumayan. Setelah menerima honor, saya langsung naik kereta api dari Madiun ke Bandung untuk menemui pacar saya.
  2. Mahasiswa Gamer. Pada tahun 2006 saya dihubungi oleh seorang dekan yang meminta saya memberikan les private Pemrograman Java. Putra dekan tersebut seorang mahasiswa yang kuliah di sebuah sekolah tinggi komputer. Karena nilai matakuliah pemrogramannya kurang bagus, maka si Ibu berinisiatif untuk mencarikan guru les. Setelah honor dan jadwal disepakati, hari pertama saya datang ke rumahnya. Ternyata si mahasiswa kecanduan game. waktu itu dia sedang senang main game FPS (First Person Shooter) dan Game Strategi seperti Red Alert dan Command and Conquer. Setiap kali saya memberikan materi dan soal pembahasan Algoritma Pemrograman, dia selalu mengajak diskusi tentang game dan karakter dalam game. Akhirnya waktu les banyak terbuang untuk diskusi tidak ada hubungannya dengan materi les. Beberapa kali dia juga menunjukkan gambar karakter dalam Final Fantasy dan Hentai yang dikumpulkannya. Ya, tragis. Setelah 2 bulan, saya merasa tidak betah. Hal tersebut membuat saya kurang nyaman. Uang yang saya terima tidak berbanding lurus dengan kepuasan memberikan materi. Akhirnya saya punya alasan untuk mengundurkan diri saat diterima studi lanjut dan digantikan oleh teman saya yang lainnya.
  3. Tiga Bersaudara. Suatu hari seorang teman yang kebetulan menjabat sebagai dekan di sebuah kampus meminta saya untuk mengajari 3 orang anaknya sekaligus. Anak yang tertua duduk di kelas 2 SMP, sedangkan 2 anak lainnya masih duduk di kelas 3 dan 4 SD. Sebenarnya saya sangat senang mengajari mereka aplikasi komputer dan rencananya pembuatan game dengan menggunakan RPG Maker. Namun waktu itu jadwal kerja saya begitu padat sehingga seringkali badan ini kelelahan di akhir pekan. Mengajari anak SMP yang baru masuk masa pubertas memang gampang-gampang susah dan harus lebih sabar. Konsentrasinya seringkali buyar akibat SMS yang masuk ke handphonenya. Dia sedang senang-senangnya pacaran via SMS. Akibatnya beberapa kali saya menghentikan pelajaran untuk memberi kesempatan dia membalas SMS yang masuk. hal tersebut menginspirasi saya untuk membuat tulisan dengan judul,  Please, HP-nya Dititip ke Ibu Kos, ya…
  4. Public Speaking di Pondok. Suatu hari seorang temannya teman saya datang ke kantor. Dia menawarkan kepada teman saya untuk memberikan pelatihan Pengelolaan Media (Mading dan Tabloid) dan Public Speaking. Memang teman kantor saya ahli di bidang kedua materi tersebut. Namun tentu saja keduanya tidak bisa beliau presentasikan pada kesempatan yang sama. Akhirnya saya menawarkan diri untuk mempresentasikan Materi Public Speaking. Walau secara konsep public speaking saya ini lemah, namun sebagai seorang instruktur pelatihan, toh saya ini juga praktisi. Walau sebenarnya saya juga tidak benar-benar nekat. Materi Public Speaking pernah saya ajarkan juga di kelas Interpersonal Skills dan kelas Presentation. Jadilah kami berdua berangkat ke sebuah sekolah merangkap pondok pesantren yang berada di daerah Jombang. Sesampai di sana ternyata ruangan di acara dipindah ke sebuah aula di lantai 2 sebuah masjid. Ruangan tersebut terlalu terang untuk memasang LCD Proyektor. Akibatnya, slide presentasi yang kami siapkan menjadi kurang jelas. Belum lagi kondisi ruangan yang semakin panas menjelang tengah hari karena tidak ada AC dan kipas angin. Peserta yang terdiri dari remaja SMA menjadi blingsetan seperti cacing kepanasan. Sayapun mencoba mengatur tempo dan interaksi agar mereka melupakan sejenak 'penderitaan' yang mereka alami selama acara berlangsung.
  5. Guru dan TU di Daerah. Hampir 3 tahun berturut-turut lembaga saya menjalin kerjasama dengan sebuah Pemda untuk memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait bantuan komputer untuk sejumlah sekolah dan pondok pesantren di kabupaten tersebut. Perjalanan wisatanya saya tuliskan di  Mitologi dalam Logo Kabupaten Sumenep dan  Tempat Keramat di Kraton Sumenep. Namun kejadian pelatihan tahun lalu mungkin yang paling berkesan. hari terakhir dari 3 hari yang direncanakan, listrik padam selama lebih dari 4 jam. Pelatihan aplikasi komputer tetap saya lanjutkan dengan menggambarkan tampilan Microsoft Excel di sebuah whiteboard lengkap dengan soal dan formulanya selama 2 jam. Kemudian sisa waktu berikutnya, saya memberikan presentasi di luar materi Bimtek. Kebetulan saya sangat suka dengan buku-buku karya Ibrahim Elfiky tentang berfikir positif (Dr. Ibrahim Elfiky, Penulis Favorit Saya), dan materi tentang berfikikir positif inilah yang saya berikan sebagai bahan diskusi, termasuk bagaimana teknik memotivasi anak didik dengan kalimat yang positif.
  6. Administrator, Perawat dan Dokter. Sudah lebih dari 2 tahun ini saya diminta untuk memberikan pelatihan Office Application seperti Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Powerpoint ditambah materi akses internet.  Pelatihan dilakukan sebanyak 14x pertemuan. Yang menarik dari pelatihan ini adalah pesertanya yang bervariasi, seperti security, teknisi, perawat, dokter, hingga staf administrasi. Manajemen rumah sakit memang memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk meningkatkan kemampuan untuk materi Bahasa Inggris dan Aplikasi Komputer. Usia pesertapun bervariasi dari 18 tahun hingga 50 tahun. Beberapa di antara peserta ada juga yang baru pertama kali memegang komputer.
  7. Tunarungu dan Tunadaksa di SLB. Buat saya, pengalaman yang paling berkesan dalam memberikan pelatihan adalah saat saya memberikan pelatihan untuk siswa-siswi tuna rungu di sebuah SLB. Waktu itu saya memberikan pelatihan penggunaan kamera digital, handycam, foto dan video editing. Selain menggunakan bahasa isyarat, saya juga menggunakan media kertas berupa tulisan untuk bisa menyampaikan informasi dan perintah kerja. Mereka adalah anak-anak yang luar biasa dengan segala keterbatasannya. Hal tersebut menginspirasi saya untuk menuliskannya dalam artikel yang berjudul  Jika Tuhan Menutup Satu Pintu, Maka Tuhan akan Membuka Pintu Lainnya.
  8. Ibu Sepuh yang Bersemangat. Sudah hampir 1 bulan ini saya memberikan les private untuk seorang Ibu yang berusia lebih dari 60 tahun. Usia ternyata bukan menjadi penghalang bagi si Ibu untuk belajar aplikasi komputer dan internet. Setiap pertemua, si ibu selalu bersemangat menanyakan hal-hal yang belum saya jelaskan. Walaupun seringkali beliau lupa dengan materi sebelumnya, namun beliau mencoba mengulang dan mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Beliau bilang akan terus les private sampai benar-benar bisa walaupun membutuhkan waktu lama. Orang-orang muda seharusnya belajar dari Ibu sepuh ini seperti yang saya tuliskan di  Ibu Sepuh yang Bersemangat. Dalam pelatihan ini saya mencoba belajar lebih baik lagi membuat modul yang sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi cara penulisan dan contoh materi latihan. Modul untuk anak SD, SMP, SMA, Mahasiswa, orang awam dan lansia, tentu berbeda.

Demikian rangkuman pengalaman saya menjadi trainer dalam berbagai kesempatan dan orang-orang yang luar biasa. Semoga bermanfaat bagi Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun