Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kubah Masjid dan Topi Baret Marinir

25 Desember 2011   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:46 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_151779" align="alignright" width="194" caption="Katedral Santo Basil"][/caption] Sudah menjadi pengetahuan umum bila masjid di Indonesia biasanya dibangun dengan arsitektur Arab, dengan bangunan utama menggunakan kubah dilengkapi dengan menara tinggi. Namun tentu saja tidak semua banguna berkubah pasti masjid.  Contohnya adalah Katedral Santo Basil di Moskow Rusia yang memiliki bangunan unik mirip masjid karena arsitekturnya dipengaruhi gaya Byzantium. Kubahnya yang berwarna cerah warna-warni mirip permen lolipop memang menjadi daya tarik tersendiri.

Bangunan dengan bentuk kubah memang tidak bisa dipisahkan sebagai ciri khas sebuah bangunan masjid. Namun saat jaman orde baru dulu. Presiden Soeharto membentuk sebuah yayasan yang bernama Yayasan Amal Muslim Pancasila. Salahsatu kegiatan yayasan ini adalah memberi bantuan bagi berdirinya masjid di seluruh pelosok di Indonesia. Namun karena Presiden Soeharto berasal dari jawa dan memegang teguh filosofi jawa, maka tidak heran jika kemudian masjid yang dibangun oleh yayasan ini berarsitektur jawa dengan atap model tumpang susun tiga. Jumlah tumpang ini melambangkan tiga tingkatan manusia yaitu: iman, islam, dan ikhsan. Atap tumpang susun 3 ini merupakan bagian dari kebudayaan jawa Hindu-Budha. Namun mengapa saat Islam masuk di Sumatra, tidak ada masjid yang dibangun mirip rumah adat Minagkabau. Rasanya unik juga jika bangunan masjid menyerupai rumah adat Minangkabau, Toraja atau Batak.

Masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Muslim Pancasila ini menggunakan lafadz Allah pada bagian puncak (mustaka). Selain dalam bentuk lafadz Allah, ujung kubah seringkali diberi hiasan bulan sabit dan bintang. Dari bahan yang pernah saya baca, asal muasal penggunaan simbol bulan dan bintang muncul pada jaman kekhalifahan Ottoman Turki. Saat itu wilayah kekuasaannya sangat  luas dengan  Turki berada di tengah. Wilayah kekuasaan Ottoman disimbolkan sebagai bulan dan Turki - Ottoman sebagai bintang krena berada di tengah. Sehingga simbol bulan sabit dan bintang bisa juga sebagai pengakuan wilayah-wilayah saat itu akan Kekhalifahan Ottoman Turki.

Selain bentuk kubah, hal yang unik dari bangunan masjid adalah warna kubah itu sendiri. Umumnya kubah masjid berwarna hijau. Hal ini dikarenakan hijau disimbulkan sebagai Corporate Color dalam Islam. Tidak heran bila kemudian partai dan organisasi Islam menggunakan dominan warna hijau. Hal ini merujuk pada Rasulullah Muhammad yang diriwayatkan paling menyukai (afdhal) warna hijau selain warna putih. Namun bila dicermati lebih lanjut, saat ini muncul berbagai trend warna kubah masjid. Di beberapa tempat, kubah masjid berwarna keemasan. Bisa karena memang dilapisi emas murni, atau cuman dicat keemasan. [caption id="attachment_151784" align="aligncenter" width="600" caption="1) Kubah dengan hiasan bulan sabit bintang, 2) Dome of_ the Rock, 3) Masjid Dian Almasri, 4) Masjid Al-AkbarSurabaya, 5) Masjid Zahir (Kedah, Malaysia). "][/caption]

Masjid Kubah Emas atau Qubah ash Shakhra (Kubah Batu)di Yerusalem Palestina merupakan masjid pertama yang dibangun berlapis emas pada tahun 685 Masehi saat kekhalifahan Umar bin Khattab. Di Indonesia, masjid Dian Almasri adalah masjid dengan kubah lapis mas pertama. Selebihnya, kubah masjid yang ada saat ini dicat dengan warna keemasan seperti masjid pada perumahan saya.

Loh apa hubungan antara kubah masjid dengan topi baret marinir seperti pada judul di atas? Ya sebentar sabar dulu. Saya akan jelaskan.

Jadi saat ini marinir dari Pasmar I sedang membangun masjid baru yang berada di markas komando baru mereka di Gedangan Sidoarjo. Setiap saya lewat, kubahnya selalu menarik perhatian karena warnanya yang berbeda dengan kebanyakan. Memang saat ini measjid tersebut belum digunakan karena masih dalam proses pengerjaan. Namun kubahnya sudah selesai dibuat.

Warna kubah masjid tersebut berwarna ungu cerah. Pilihan warna tersebut sesuai dengan Corporate Color atau warna ciri khas marinir yang menggunakan baret dengan warna ungu. Tak heran jika kemudian kubah masjidnyapun disamakan dengan warna baretnya.

[caption id="attachment_151786" align="aligncenter" width="600" caption="Warna Kubahnya sama dengan baretnya ya Pak Marinir"][/caption]

Semoga,masjidnya kalau sudah selesai bisa tampil indah namun tetap gagah berwibawa seperti Pak Marinir. Dan pastinya benar-benar bermanfaat untuk beribadah membangun hubungan vertikal dengan Allah Azza wa Jalla. Good luck Pak Dan Pasmar I.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun