Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bule Ini Ternyata Keturunan Kraton Sumenep

18 November 2012   23:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:06 8058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353252616873295409

Siapa menyangka bila wanita dengan casing bule ini ini ternyata masih keturunan kraton Sumenep Madura. Demikian pengakuannya saat penulis wawancarai senin lalu (5/11). Di balik penambilan bulenya, ternyata juga mengalir darah dari berbagai etnis dan suku bangsa yang jika ditelusuri begitu komplek. Wanita tersebut adalah Ibu Magda -- seorang instsruktur public speaking dan pemilik lembaga Personality Development and Communication Consultant di Surabaya. [caption id="attachment_216983" align="alignright" width="250" caption="Ibu Magda (Dok.Pri)"][/caption] Awalnya tidak ada niatan penulis untuk mewawancarai Ibu Magda sejak pertama kali bertemu. Namun pada saat pertemuan kedua, saat menunggu pergantian kelas di Diklat Penerbangan, muncul juga rasa ingin tahu asal muasal casing bule dari Ibu Magda. "Darah indo Ibu Magda ini berasal dari mana ya Ibu?" Tanya saya mengawali pembicaraan. Ibu Magda menatap saya sambil tersenyum dan menjawab kalau dia memiliki daerah prancis, jerman dan belanda. Jawaban tersebut membuat saya bertambah penasaran. Beruntung Ibu Magda ini orangnya begitu komunikatif dan suka berbagi cerita. (Ya iyalah, lah beliau ahli komunikasi) :) Akhirnya beliau menuturkan kalau di Indonesia beliau ini keturunan ketiga dari kakek buyutnya yang datang ke Indonesia yang berdarah Prancis, Jerman dan Belanda.  Alkisah, kakek buyutnya memiliki 24 orang putra-putri dari 1 istri. Luar biasa, jumlah anak yang luar biasa dengan jumlah 2 lusin. "Dari 24 orang, 18-nya tetap tinggal di Indonesia dan 6 lainnya pulang ke Eropa, ujar Ibu Magda memberikan penjelasan. Salahsatu dari 24 putra-putri tersebut adalah kakek dari Ibu Magda yang menikah dengan seorang putri dari kraton Sumenep Madura. Pernikahan mereka tidak direstui sehingga sulit bagi Ibu Magda untuk menelusuri jejak garis keturunannya hingga ke silsilah raja Sumenep. Yang beliau tahu, neneknya bernama Saidah yang dimakamkan di probolinggo. Beliau sempat menunjukkan foto hitam-putih kakek-nenek di gadgetnya. Hampir semua arsip foto-foto masa lalu kakek-neneknya didapatnya dari keluarganya yang berada di Belanda melalui facebook. Bagi Ibu Magda, Facebook telah membantu meningkatkan hubungan sebagai keluarga besar dengan keluarga lainnya yang ada di luar negeri. Bila kakek nenek dari garis ayah adalah perpaduan antara eropa dan Madura, berbeda dengan garis keturunan dari ibu. Ibunya hasil perpaduan antara sunda, tionghoa dan tentu saja eropa. Sehingga boleh dibilang darah yang mengalir dalam diri Ibu Magda pencampuran antar etnis dan suku bangsa. Pantas saja kulit beliau tidak benar-benar putih seperti bule asli, namun justru lebih bersih dari bule-bule asli yang mengalami masalah pigmentasi pada kulitnya. "Apa suka duka atau katakanlah keuntungannya memiliki tampilan indo?" tanya saya kembali kepada Ibu Magda. Beliau tertawa ringan saat mengingat perjalan hidupnya. Menurut beliau, saat kecil dulu memang dirinya sering juga mendapatkan ejekan berupa sebutan 'Cino Londo' dari orang-orang pribumi. Namun hal tersebut bukan masalah besar bagi Ibu Magda. Justru dengan casing bulenya ini, beliau mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Pasalnya saat dulu bekerja di dunia perbankan, beliau justru lebih mudah diterima di semua kalangan dan kelompok masyarakat karena tampilan bulenya. Jadi, tampilan indo ini cukup membantu dirinya baik dalam pergaulan maupun dalam pekerjaan. Saya menambahkan, memang di Indonesia, orang dengan tampilan indo jauh lebih dihargai atau diterima karena unik dan menarik. Banyak juga artis-artis yang memiliki darah bule karena biasanya memiliki postur dan kulit yang menarik, seperti Ida Iasha, Ari Wibowo, dan banyak artis indo lainnya. Ternyata penjelasan saya di atas mengingatkan Ibu Magda kalau beliau juga dulu pernah masuk dalam dunia foto model. Wajahnya sempat terpampang di beberapa majalah nasional termasuk dulu majalah Jakarta-Jakarta. Namun karirnya di dunia hiburan tidak berlanjut saat pacarnya yang begitu posesif, tidak menyetujui tawaran dari Ram Punjabi main dalam film. Walau pada akhirnya Ibu Magda muda memutuskan cinta pacarnya yang posesif, daripada kehidupannya ke depan menjadi tertekan. Demikian kisah seorang wanita indo alias casing bule dari keturunan putri Sumenep yang dituturkan di sela-sela menunggu pergantian kelas public speaking. Masih ada banyak pertanyaan dan cerita yang ingin digali, terutama kisah pernikahan sang putri keraton yang lebih mendalam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun