Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangku Kutukan di Kampus

5 April 2011   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:06 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya sering kali menemukan acara pertemuan, kuliah, ataupun seminar yang beberapa baris bangku depannya kosong. Hal ini bukan karena baris bangku tersebut sengaja dikosongkan, tetapi karena adanya pola pemilihan posisi kursi oleh peserta yang hadir. Pola pemilihan posisi kursi tidak ada hubungannya dengan "posisi menentukan prestasi" seperti pada saat ujian misalnya. Pemilihan posisi kursi lebih cenderung disebabkan oleh pencarian perasaan aman oleh peserta itu sendiri. Peserta atau mahasiswa akan memilih tempat duduk yang membuat mereka merasa nyaman dan aman terhadap bahaya yang ada di depan mereka. Hasil dari pengamatan saya, jika mahasiswa/peserta yang baru masuk kelas atau ruang, cenderung memilih deret bangku bagian tengah atau minimal memilih baris kursi ke-3 dari depan. Bagi mereka 2 baris di depan mereka merupakan menghalang terhadap ancaman yang ada di depan mereka. Apakah itu berarti dosen sebagai ancaman yang menimbulkan perasaan tidak nyaman? Jawabannya bisa saja ya! Bertahun-tahun mahasiswa menempuh pendidikan sebelumnya mulai dari SD, SMP hingga SMA. Umumnya guru akan menunjuk siswa yang duduk di depan untuk mengerjakan soal di depan kelas. Pemilihan siswa yang duduk di bangku paling depan inilah yang menyebabkan tertanam di alam bawah sadar siswa kalau duduk di depan itu tidak aman dan nyaman karena takut disuruh. Perasaan tidak nyaman di alam bawah sadar tersebut terbawa hingga mereka kuliah menjadi mahasiswa, bahkan saat mereka bekerja.  hal ini dapat kita lihat dari pertemuan atau seminar yang dihadiri oleh dosen sendiri, ternyata memiliki pola yang sama, yaitu adanya baris bangku kosong di depan karena peserta lebih memilih bangku tengah atau belakang. Kasus yang sama bisa kita lihat pada pemilihan nomor bangku di gedung bioskop. Sebagian besar kursi yang terpilih di loket adalah kursi tengah hingga deret kursi paling belakang. Jika penonton gedung bioskop itu anak muda mudi yang sedang pacaran, patut dicurigai jika mereka juga 'mencari rasa aman dan nyaman' akan aktifitas pacaran mereka. Nah loh ngapain hayo... :D [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ruang Kuliah dengan 2 Baris Bangku Pencipta Rasa Aman"][/caption] Padahal mahasiswa tahu kalau dosen pengajarnya sudah tidak lagi buas apalagi makan orang, alias sudah jinak. Namun ingatan alam bawah sadar tentang 'bahaya' duduk di bangku baris depan, membuat mereka memilih bangku tengah dan belakang untuk mencari rasa aman. Seperti yang saya jelaskan diatas, pemilihan posisi bangku tersebut sebenarnya memang tergantung dari pribadi masing-masing. Mahasiswa kelas pagi yang murni kuliah punya kecenderungan kurang memiliki rasa percaya diri dan kesiapan menghadapi tantangan apapun. Namun mahasiswa kelas sore yang sebagian sudah bekerja, memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi sehingga bangku terdepan pada kelas sore justru lebih dahulu terisi dibandingkan bangku tengah atau belakang. Jadi memangmenurut saya, pemilihan  posisi duduk Anda menggambarkan mental Anda yang sebenarnya untuk berani menerima segala kemungkinan dalam hidup.  Ada baiknya untuk memilih baris bangku depan, untuk melatih mental anda lebih baik lagi dan menghilangkan trauma dalam alam bawah sadar anda bahwa bangku baris depan bukan bangku kutukan di kampus. (Kok seperti judul film horor ala Indonesia saja ya...) Bagaimana dengan Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun